GlobeScan: AS Menyadap, Masyarakat tak Lagi Percaya Internet
jpnn.com - NEWYORK -- Sebuah survei opini publik global terbaru menunjukkan bahwa 50 persen lebih responden di dunia tidak mempercayai keamanan internet. Mereka meyakini dunia maya bukan lagi tempat aman untuk mengekspresikan pendapatnya.
Survei tersebut dilaksanakan oleh perusahaan GlobeScan untuk BBC World Service. Responden mencakup 17 ribu orang di 17 negara setiap benua. Di antaranya Peru, Nigeria, China dan Amerika Serikat.
Menurut laman Internetdo, Rabu(9/4), beberapa hasil survei tersebut cukup mengejutkan di mana 52 persen responden menyatakan internet tidak lagi aman. Sementara 67 persen setuju bahwa internet memberikan kebebasan yang lebih besar.
Di antara negara-negara tempat responden disurvei yang paling tidak percaya pada internet adalah Kanada dan AS keduanya 65 persen, Perancis 76 persen dan Korea Selatan 72 persen. Semua negera memiliki akses internet yang relatif luas dan tidak tersaring (terfilter).
"Sepertinya Edward Snowden yang membocorkan aksi pengintaian oleh pemerintah AS telah berimbas pada keyakinan masyarakat mengenai keamanan internet," kata Kepala GlobeScan Doug Miller.
GlobeScan telah melaksanakan survei pada tujuh tahun terakhir. Badan ini meminta pendapat responden mengenai tujuh wilayah umum dari kebebasan, termasuk pendapat publik, praktik agama, kebebasan menikah dan pengintaian pemerintah.
Miller mengatakan beberapa tren, terutama ukuran ketidakpercayaan pada media, menuju pada arah yang memprihatinkan. "Mayoritas warga Amerika dan Jerman tidak merasa bebas dari pengintaian pemerintah, dan lagi-lagi menunjukkan bahwa tuduhan Snowden memiliki pengaruh besar pada penemuan survei terkait Internet," ujar Miller.
Yang juga mengejutkan adalah 76 persen dari para responden di China merasa bebas dari pengawasan dan pengintaian pemerintah. (esy/jpnn)