Gobel Didepak Pesanan Mafia?
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo mereshuffle Kabinet Kerja, terbatas enam menterinya. Satu diantaranya Rachmat Gobel. Ia dicopot dari Menteri Perdagangan (Mendag) diganti oleh Thomas Trikasih Lembong.
Peneliti Formappi, Lucius Karus, menilai, publik tidak mengetahui apa kriteria yang dibuat oleh Presiden untuk mengganti para pembantunya.
Karena kriteria tidak disampaikan ke publik, Lucius Karus menduga pencopotan Rachmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan pesanan pihak-pihak tertentu.
"Saya duga, Rachmat Gobel diganti karena banyak pihak yang tidak suka dengan dia. Ada kepentingan politik dan ekonomi. Terutama para mafia beras, gula, pakaian bekas, dan yang terakhir mafia impor daging sapi, di mana ia memberikan wewenang kepada Bulog langsung untuk mengimpor daging sapi, dan tidak lagi kepada importir swasta," kata Lucius Karus, kepada wartawan, di Jakarta Kamis (13/8).
Terlebih, lanjutnya, Gobel mengancam untuk mempidanakan para penimbun sapi bila terbukti sebagai penyebab dari meroketnya daging sapi baru-baru ini. "Ini bikin mafia impor saging sapi tidak nyaman," tegasnya.
Kalau dari sisi kinerja ujar Lucius Karus, Gobel berusaha memperkuat peran negara dan memberdayakan Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyangga pangan nasional.
Selain itu, berbagai kebijakan Kementerian Perdagangan di bawah Gobel selalu mengarah untuk melindungi produk-produk lokal dari merebaknya produk luar negeri. "Karenanya, kebijakan tersebut kerap membuat Gobel bermusuhan dengan para mafia impor," ungkapnya.
Lucius menambahkan, Presiden Jokowi juga tidak menjelaskan kriteria secara utuh ketika mengganti para pembantunya tersebut, apakah karena dari prestasi atau kepentingan tertentu.