GoLife Tutup Beberapa Layanan, Apa Kata Pengamat?
jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Gojek untuk memfokuskan layanan GoLife, yakni GoClean dan GoMassage, dinilai sebagai langkah yang tepat mengingat kebutuhan perusahaan untuk memastikan bisnisnya terus bertumbuh.
Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia (LD FEB UI) Paksi Walandouw mengatakan langkah Gojek tersebut mencerminkan bagian strategi jangka panjang.
Dan GoJek bisa dilihat sebagai proses bisnis yang sehat.
“Tentunya strategi GoJek untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah layanannya itu semata-mata agar lebih fokus dan membuatnya lebih kompetitif. Gojek selaku superapp sadar akan hal itu, karenanya mereka lakukan monitoring dan evaluasi berkesinambungan,” kata Paksi.
Manajemen Gojek juga telah melakukan berbagai inisiatif untuk memastikan mitra yang terdampak punya opsi mendapatkan penghasilan tambahan.
Beberapa inisiatif termasuk memberikan kesempatan kepada para mitra untuk mendaftar ke layanan lain di dalam ekosistem Gojek, mulai dari bergabung sebagai mitra GoRide dan GoCourrier, rekan usaha GoPay, dan GoTix, hingga mitra Usaha Mapan.
Selain itu, Gojek membuka kesempatan untuk dapat masuk ke platform layanan online sejenis lainnya di pasar. Hal ini dilakukan dengan cara memfasilitasi para mitra untuk menghadiri Bursa Kerja Mandiri yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Terkait penanganan mitra GoLife yang terdampak dari langkah ini, Paksi menyatakan apresiasinya karena Gojek telah menyusun pendekatan yang serius dengan memberikan kesempatan bagi mitra-mitra dari layanan yang ditutup untuk bergabung ke lini jasa lain di dalam Gojek, seperti layanan GoRide yang memiliki permintaan sangat tinggi.