Golkar akan Tinggalkan SBY
Siapkan Kadernya Maju CapresSenin, 30 Juni 2008 – 11:03 WIB
Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Mu'arif menyatakan, jika Golkar lebih mementingkan partai daripada kepentingan rakyat maka duet SBY-JK sudah berakhir. Karenanya rencana Golkar mengusung capres dari kader sendiri itu tetap akan dilakukan sekalipun Golkar bukan pemenang pada Pemilu Legislatif 2009.
Lebih lanjut Ketua Bidang Organisasi, Kader dan Keanggotaan (OKK) Partai Golkar itu menambahkan, kekecewaan Golkar terhadap SBY sudah terakumulasi. "Kurang menguntungkan (duet SBY-JK bagi Golkar) karena sudah terlalu banyak Golkar dirugikan seperti dalam Pilkada, penempatan Duta Besar ataupun penempatan komisaris-komisaris di BUMN. Kalau Golkar berpikir hnya untuk kepentingan partai, maka duet SBY-JK sudah berakhir," tandas Muarif.
Andaikata memang tidak mementingkan rakyat, lantas bagaimana caranya Golkar mengakhiri duet SBY-JK? Politisi yang pernah menjadi Menteri Kominfo itu menyebutkan, hal itu bisa saja diwujudkan dengan cara Golkar mendukung penuh penggunaan hak angket yang saat ini menggelinding di DPR.
"Kita dukung saja hak angket, maka bubar semua pemerintahan ini. Tapi kan Golkar berpikir lain, jadi tetap komit (mengawal duet SBY-JK). Kalau komitmen itu kita lepas maka kerugian besar yang didapat rakyat. Itu yang kita tadak mau," cetus Muarif.
"Meminjam istilah yang sering digunakan Andi Mattalatta (Ketua DPP Golkar yang juga Menteri Hukum dan HAM) hubungan Golkar dengan Presiden SBY laksana sebuah lagu berjudul Benci Tapi Rindu," kutip Muarif.
Hanya saja dalam kesempatan itu Muarif yang Ketua Umum SOKSI itu tidak menyebutkan nama yang akan diusung Golkar sebagai capres. Namun Muarif mengaku setuju dengan wacana pencalonan pasangan presiden dan wapres yang berasal dari satu parpol. Selain pemerintahan menjadi lebih efektif, juga karena sistem multipartai dalam pemerintahan seperti sekarang ini ternyata banyak gangguan di tengah jalan. (ara/JPNN)