Golkar Seharusnya Tidak Bergantung kepada Penguasa
jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Hendri Satrio menilai bahwa partai sekaliber Golkar memang sudah seharusnya tidak bergantung pada penguasa. Hal ini disampaikan Hendri, saat dimintai tanggapan atas beredarnya surat Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang ditujukan kepada Ketum partai berlambang beringin hitam, Airlangga Hartarto.
Poin krusial yang disorot Wanbin antara lain menurunnya perolehan kursi Golkar di DPR RI, dari 91 menjadi 85 kursi. Kemudian, sebagai partai koalisi pendukung Joko Widodo - Ma'ruf Amin, posisi Golkar hendaknya tetap mandiri, responsif, majemuk dan mengakar.
Ical yang merupakan mantan ketum Golkar lewat surat itu juga mengingatkan agar partai itu hendaknya menghindari ketergantungan pada kekuasaan, merespons secara kritis kebijakan yang mengangkt hajat hidup orang banyak.
"Memang sejatinya sebagai partai yang paling dewasa, Golkar ini bisa memberikan contoh pada partai-partai politik yang lain. Kalaupun saat ini suaranya turun, memang sebaiknya dia bisa mandiri sebagai partai politik dan tidak tergantung pada penguasa," ujar Hendri menjawab JPNN.com, Kamis (4/7).
BACA JUGA: Jumlah Kursi Golkar Susut, Masa Airlangga Masih Mau Lanjut?
Pendiri lembaga KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) ini memandang, apa yang dilakukan Ical dalam kapasitas Wanbin Golkar, merupakan sebuah hal urgent yang harus disikapi dengan tepat oleh DPP Golkar.
"Apakah kemudian akan ada pergantian ketum atau tidak, itu persoalan kedua. Tetapi memang evalusasi turunnya kursi di DPR harus menjadi pertimbangan utama," ucapnya.
Terlebih lagi, tambah Hendri, dua partai yang notabene anak-anaknya Golkar, yakni Gerindra dan NasDem, semakin lama kian besar.