Good News, Road Show PTPN III di Mesir Jaring Kontrak Besar
jpnn.com, KAIRO - Ada kabar bagus dari Mesir bagi BUMN di bidang perkebunan. Road show PTPN III ke Mesir pada 7-10 Oktober 2018 mencatatkan rencana kontrak kerja sama pengadaan kelapa sawit untuk mencukupi kebutuhan di Negeri Piramida itu.
PTPN III sebagai holding BUMN perkebunan telah melakukan pembicaraan dengan United Oil Mesir. Hasilnya, United Oil langsung memesan 50 ribu metrik ton kelapa sawit.
Direktur PTPN III Dolly P Pulungan mengatakan, kesepakatan dengan United Oil akan menghasilkan transaksi ekspor kelapa sawit senilai Rp 375 miliar per bulan. “Perwakilan dari United Oil akan datang ke Jakarta untuk finalisasi sekalian membahas teknis pengiriman,” ujar Dolly sebagaimana siaran persnya dari Kairo, Kamis (11/10).
Seperti diketahui, Dolly memimpin langsung delegasi road show BUMN perkebunan ke Mesir. Anggota delegasinya antara lain Direktur Tanaman Tahunan PTPN III Ahmad Haslan Saragih, Senior Executive Vice President PTPN III Suhendri, Direktur Utama PTPN IV Siwi Peni dan Komisaris PTPN IV Muhammad Osmar.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo lantas memfasilitasi pertemuan antara delegasi BUMN perkebunan dengan para perusahaan ataupun pengusaha Mesir. Antara lain United Oil, importir kelapa sawit Arma Group, Pharco Pharmautical yang bergerak di bidang bioetanol dan farmasi, serta pabrik ban Alexandria Tyre dan importir kopi robusta Al Gharas.
Selain itu, KBRI Kairo juga menggelar menggelar Indonesia-Egypt Business Forum pada Selasa (9/10) malam. Forum itu mempertemukan delegasi BUMN perkebunan dengan para pengusaha Mesir.
Dolly menjelaskan, pihaknya mematok harga kelapa sawit sesuai pasaran. Harga saat ini di kisaran USD 500 per metrik ton.
Dengan demikian, katanya, nilai total potensi perdagangan kelapa sawit Indonesia dengan Mesir bisa mencapai sekitar USD 25 juta per bulan atau sekitar RP 375 miliar. ”Kami senang permintaan dari pasar Mesir cukup tinggi, tapi sementara ini kami hanya dapat mengalokasikan 50 ribu metrik ton saja per bulan karena ada permintaan lain di Saudi Arabia," tutur Dolly.