Greenpeace Temukan Bahan Kimia Berbahaya di Pakaian Anak-anak
jpnn.com - GRENPEACE menemukan beragam zat kimia beracun pada pakaian anak-anak yang diproduksi oleh merek-merek besar dan terkenal. Meski tidak berisiko langsung terhadap kesehatan, zat kimia itu tetap berbahaya saat dilepas ke alam.
Greenpeace menemukan, terdapat bahan kimia berbahaya yang ditemukan pada 82 produk pakaian anak, menyusul pengetesan pada pakaian dan sepatu anak-anak yang dibuat 12 negara yang memproduksi merek mode ternama dunia tersebut. Tiongkok merupakan produsen terbanyak.
"Tes dijalani seiring kampanye Detox dari Greenpeace dan terhadap produk-produk yang dijual oleh beberapa merek baju ternama. Setiap merek yang diuji coba ditemukan memiliki produk yang mengandung bahan kimia berbahaya," kata Greenpeace, seperti dilansir laman The Express Tribune, Minggu (6/4).
Greenpeace menemukan terdapat nonylphenol ethoxylates (NPEs) dalam baju anak, yang dapat terpecah apabila dilepaskan ke alam untuk kemudian membentuk zat kimia yang bisa merusak hormon, begitu juga dengan asam perfluoroctane (PFOA) yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, pada sebagian produk yang dites, jejak-jejak ester dari asam phthalic juga ditemukan, yang dapat mengganggu kesuburan atau janin dalam kandungan. Tentu saja hal tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan dan masa depan anak.
"Bahan kimia berbahaya tersebut dapat ditemukan pada semua merek mulai dari desain-desain mewah yang eksklusif hingga mode mahal," kata pakar kimia Greenpeace, Manfred Santen, dalam sebuah konferensi pers di Hamburg.
Zat kimia beracun itu memang tidak berisiko secara langsung terhadap kesehatan anak, namun dapat mempengaruhi reproduksi manusia, sistem hormon dan imunitas begitu dilepaskan ke alam.
Di bawah kampanye Detox, Greenpeace telah membentuk sebuah aliansi dengan 18 merek mode pakaian terkenal. Greenpeace menyerukan agar produsen pakaian tersebut menghilangkan pemakaian bahan kimia berbahaya bagi semua produknya hingga tahun 2020.