Gubernur Boleh Lucu, Tapi Taat Protokol
jpnn.com - Juru Bicara Depdagri Saut Situmorang menilai,’kecelakaan’ tersebut mudah-mudahan tidak terulang lagi di masa mendatang. Dia tidak menyalahkan gaya Syamsul yang tampak berbeda dengan pejabat lainnya tapi sangat dekat dengan masyarakatnya. “Sebagai seorang gubernur, beliau sebenarnya bisa memodifikasi style pribadinya dengan mengadopsi beberapa elemen protokoler,” ujar Saut Situmorang di Jakarta, Selasa (19/8).
Pria asal Harian Boho (Samosir) itu menjelaskan maksud keterangannya tersebut. Yakni bahwa pada saat penyerahan bendera dan pada saat prosesi-prosesi penting di rangkaian upacara itu, Syamsul tetap harus serius. “Nah, kalau ingin agak rileks dan memunculkan style pribadinya, kan bisa diselipkan pada saat memberikan pidato,” kata Saut.
Saut menjelaskan, pembuatan aturan-aturan keprotokoleran, sebenarnya punya maksud atau tujuan tertentu. Sudah pasti, aturan protokoler, seperti ikut dalam gladi resik upacara, diperlukan agar dalam prosesnya nanti bisa berjalan lancar dan lebih khidmat lagi.
Seperti diberitakan, pada saat upacara itu, Syamsul melakukan kesalahan saat penyerahan bendera pusaka ke Dewi Roma Widya, pengibar bendera pusaka. Syamsul bukannya menyerahkan benderanya saja, tapi sekaligus kotak tempat ditaruhnya bendera itu. Dewi memberanikan diri untuk langsung mengingatkan Syamsul agar benderanya saja yang diserahkan. Syamsul baru paham maksud Dewi setelah diingatkan sebanyak tiga kali. Para peserta upacara dan masyarakat yang menonton upacara, tertawa terpingkal-pingkal. (sam)