Gubernur Dimakamkan, Wagub Hampir Pingsan
jpnn.com - PANGKALPINANG - Suasana haru mewarnai pemakaman Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Eko Maulana kemarin. Wakil Gubernur (Wagub) Babel Rustam Effendi yang sebelumnya selalu terlihat tegar kemarin tumbang dan lemas kala mengikuti apel persada di Taman Makam Pahlawan Pawitralaya, Bangka Tengah.
Setelah pemakaman itu, Rustam harus dipapah oleh Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya menuju mobil dinasnya. Dalam prosesi pemakaman tersebut Wagub tidak berpesan apa-apa. Wajahnya terlihat sedih saat mendampingi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang menjadi inspektur upacara.
Eko Maulana meninggal pada usia 61 tahun kemarin (30/7) pukul 00.35 di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta. Bapak lima anak itu meninggal karena penyakit ginjal.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Eko Maulana sempat berpesan kepada Rustam agar meneruskan pembangunan Babel. "Sewaktu di RS provinsi, beliau katakan kepada Bapak Rustam, 'Aku titip provinsi ini untuk Bapak.' Beliau juga berpesan untuk meneruskan pembangunan Babel," ujar Noerhary Astuti Eko Maulana Ali, istri almarhum.
Pada saat-saat terakhir mendampingi sang suami, Noerhary terus-menerus mendapat pujian untuk masakannya. "Hari itu saya disanjung-sanjung terus, bilang masakan saya enak. Beliau juga makan banyak. Saya bilang ke beliau, 'Terima kasih, Pa.' Bapak juga mengatakan kepada anak-anak agar mereka dapat meneruskan langkah untuk berbuat banyak kepada masyarakat Babel," ujar Noerhary.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi juga menyampaikan dukacita atas meninggalnya Gubernur Babel Eko Maulana. "Setelah sahur, saya berangkat ke bandara untuk melepas jenazah, dibawa ke Bangka Belitung. Saya bertemu istri dan anak-anak almarhum," ujar Gamawan di Jakarta.
Gamawan mengetahui bahwa Eko Maulana menderita penyakit ginjal setelah Rustam menemuinya beberapa hari lalu. Menurut cerita Rustam, Eko Maulana sudah lama menderita penyakit ginjal.
"Beliau sudah empat bulan cuci darah. Dulu cuci darah di Jogjakarta. Nah, beberapa waktu terakhir peralatan untuk cuci darah sudah ada di Pangkalpinang. Tapi, tiba-tiba kemarin (Senin, Red) sekitar pukul 12.00 kondisinya drop. Karena itu, langsung dibawa ke Jakarta," kata Gamawan. (bgs/eza/prj/mg02/jpnn)