Gunung Slamet Meletus, Warga Panik tapi Belum Dievakuasi
jpnn.com - TEGAL – Gunung Slamet meletus ringan Kamis dini hari (11/9). Letusan yang terjadi pada pukul 00.00 itu ditandai dengan lontaran lava pijar yang tingginya mencapai sekitar 700 meter. Melelehnya lava pijar dari kawah gunung mengakibatkan warga Kabupaten Tegal panik. Warga yang tinggal di lereng Gunung Slamet berhamburan keluar rumah. Mereka ingin memastikan bahwa lava pijar itu tidak membahayakan warga.
Menurut Kepala Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Susyanto, letusan lava pijar kali ini paling tinggi dan terlama sejak status Gunung Slamet naik menjadi siaga. ”Letusannya sangat tinggi,” tuturnya.
Kendati Gunung Slamet terus mengeluarkan lava dan abu vulkanis, warga di lereng gunung mengaku tidak khawatir dengan kondisi tersebut. Mereka tampak tetap tenang dan tidak dievakuasi.
Berdasar data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Pos Gambuhan, Pemalang, pada pukul 00.00–06.00 Kamis (11/9), terjadi embusan asap putih tebal setinggi 500–1.000 meter, 13 kali suara gemuruh, 52 kali dentuman sedang sampai kuat, dan lontaran material pijar setinggi 100–700 meter.
Untuk kegempaan, terjadi 44 kali gempa letusan, 53 gempa embusan, dan 3 gempa tremor harmonik. Namun, status gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih siaga atau dua level di atas normal.
Masih tingginya aktivitas vulkanis gunung berketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga tercatat dari banyaknya sinar api. Sedangkan pada Rabu pukul 18.00 sampai 00.00 sinar api tampak 75 kali dengan ketinggian 200–500 meter. ”Kalau sinar api itu belum tentu ada lontaran lava pijarnya,” ujar Ketua Pos Pengamatan Gunung Slamet Sudrajat.
Meletusnya Gunung Slamet itu belum berimbas pada aktivitas di permukiman warga. Termasuk jumlah pengunjung di Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci. Kamis pagi sejumlah pengunjung tetap berwisata di Guci. Menurut Kepala UPTD Guci Abdul Haris, sekitar 350 pengunjung datang ke Guci untuk menikmati air panas.
Intensitas pengunjung terbilang normal kendati aktivitas Gunung Slamet terus meningkat. ”Nggak ada pengaruhnya, pengunjung tetap ramai datang ke sini (Guci, Red). Setiap hari jumlah pengunjung bisa mencapai 350–500 orang,” terang Haris saat dihubungi kemarin.