Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Guru Agama Aniaya Siswa SD

Jumat, 25 Oktober 2013 – 02:49 WIB
Guru Agama Aniaya Siswa SD - JPNN.COM

jpnn.com - GURU yang mendidik dengan cara temperamental saat ini akan menjadi bumerang bagi dirinya. Hal tersebut dialami guru agama di SDN Cibubur 07 Petang, Ciracas, Jakarta Timur. Gara-gara memperlakukan muridnya terlampau kasar dan cenderung mengarah pada penganiayaan fisik, oknum tersebut terancam dimutasi.

Oknum guru agama tersebut bernama Hayati. Dia dilabrak oleh orang tua murid akibat aksinya yang keras terhadap Far, 9, siswa kelas 3.  Guru tersebut diduga memaki-maki Far di depan murid yang lain. Bahkan dia mendorong kening Far hingga tubuhnya terhuyung-huyung mau jatuh. 

Terakhir, Hayati memukul namun ditangkis oleh siswa yang dikenal aktif itu. Peristiwa tersebut akhirnya diketahui orangtua Far, Mutiara Simanjuntak ,35, saat menjemput anaknya. Warga Kompleks Cibubur Indah II mendapati anaknya Far sedang menangis di Pos penjaga sekolah.

Di sana Far menceritakan kejadian yang dialamainya. Fan mengaku mencoba melawan gurunya dengan kata-kata yang keras agar gurunya tak memukulnya. "Jangan main pukul begitu dong Bu. Saya tidak mau dipukul-pukul, lebih baik mati menyusul oma (nenek,red)," ujar Far yang ditirukan oleh Mutiara.

Kebetulan, oknum guru yang dimaksud berpapasan dengan Mutiara ketika hendak pulang bersama guru lainnya. Saat dtanyakan langsung, kemudian malah menjadikan cekcok mulut antara guru dan orang tua murid. "Saya tidak mau tahu apapun yang terjadi, murid ini (Far) harus keluar dari sekolah ini. Anak ini sangat nakal, susah diatur," ujar Hayati, saat adu mulu dengan Mutiara. 

Keduanya saling adu mulut hingga mengundang perhatian guru-guru lainnya. Mereka saling memaki dan mengeluarkan kata-kata yang tak layak di hadapan murid.

Beruntung, hal itu diketahui Kepala SDN Cibubur 07 petang, Ntin Arumtini. Keduanya pun dilerai. Orangtua Far diminta masuk ke ruangan kepala sekolah. Sedangkan Hayati, oknum guru diminta pulang ke rumah.

Mutiara menceritakan, saat jam belajar, anaknya bergurau dengan teman kelasnya, Ord ,9. Namun ujung-ujungnya kedua siswa kelas tiga itu menjadi berkelahi. Saat kejadian di kelas tidak ada guru. Tak lama kemudian datang guru kelas tiga untuk melerai keributan siswa tersebut namun dengan cara yang keras.

GURU yang mendidik dengan cara temperamental saat ini akan menjadi bumerang bagi dirinya. Hal tersebut dialami guru agama di SDN Cibubur 07 Petang,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News