Guru Besar IPB Ingatkan Publik Tak Melihat Stok Pangan Nasional Secara Parsial
“Saya setuju bantuan untuk masyarakat tidak berupa cash money. Bisa dalam bentuk voucer atau paket bundling pangan. Mekanisme delivery-nya bisa diatur supaya masyarakat nyaman di rumah masing-masing,” ujarnya.
Firdaus menambahkan pandemi COVID-19 menuntut negara mampu bertindak cepat mengantisipasinya. Beberapa sektor yang terpukul akibat pandemi COVID-19 di antaranya adalah pariwisata, horeka (hotel, restoran dan katering), industri pengolahan dan sektor informal.
Tiongkok sebagai mitra dagang utama Indonesia pun terkena imbas terjadinya kontraksi perdagangan global. "Untuk bisa tetap eksis, kita harus terus menjaga penyerapan domestik serta mencari produk dan pasar baru," katanya.
Untuk menjaga ketahananan pangan nasional, Firdaus menekankan pentingnya meningkatkan akurasi data stok bahan pangan dari produksi dalam negeri maupun impor, penataan akses distribusi logistik, jaminan keamanan pangan, mempertahankan daya beli masyarakat hingga menjaga stabilitas harga. Selain itu, Firdaus juga mengingatkan pentingnya menjaga status gizi dan kesehatan masyarakat selama pandemi ini.
Caranya bisa dengan meningkatkan asupan konsumsi produk hortikultura dan aneka kacang. "Banyak hal yang bisa dilakukan. Untuk itu sinergi dan kolaborasi semua pihak harus terus ditingkatkan, contohnya kemitraan antara pelaku usaha besar, UMKM, hingga petani,” pungkasnya.(ikl/jpnn)