Guru di Pedalaman Australia Hadapi Tantangan Untuk Ajarkan Bahasa Indonesia
"Sebagian besar murid di sini dari kelas sosial ekonomi bawah, banyak dari keluarga yang punya masalah di rumah," katanya.
"Mereka kadang tidak bisa sarapan pagi di rumah dan 40 persen mendapat bantuan ekonomi dari pemerintah."
"Bagi siswa misalnya untuk membayar ongkos $5 untuk perjalanan ke kota susah, walau bagi orang di kota rasanya $5-20 terasa sedikit," kata Jane yang berasal dari Manchester Inggris tersebut.
Butuh penutur asli, seperti perwakilan Indonesia di Australia
Jane juga mengatakan sudah lama ia mengusulkan agar ada bantuan untuk mendatangkan penutur asli bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah di kawasan pedalaman.
Menurutnya ini akan menjadi cara yang efektif untuk memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di banyak sekolah di Australia.
"Saya sudah selama lima tahun terakhir melobi hal tersebut dilakukan, namun sejauh ini belum ada tindakan apa-apa yang nyata," katanya.
Penutur asli tersebut menurutnya bisa berasal dari KJRI atau KBRI di Australia, bukan dari beberapa lembaga yang menawarkan jasa tersebut tapi nantinya biayanya masih harus ditanggung sekolah.
"Murid perlu mendapat interaksi dengan penutur asli lebih banyak," ujar Jane.