Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Guru Dipanggil Cikgu, Siswa Pilih Jadi Polis

Rabu, 07 Mei 2014 – 20:32 WIB
Guru Dipanggil Cikgu, Siswa Pilih Jadi Polis - JPNN.COM
PENGORBANAN: Resa (kiri) dan Wiwi bersama para murid SDN 006 di Pulau Sebatik. Foto: Yusuf Asyari/Jawa Pos

Setelah ditelusuri, sebenarnya perpustakaan tersebut memiliki koleksi buku yang lumayan bagus. Misalnya, kumpulan cerpen dan buku-buku lain yang mencapai 300-an buku. Sayangnya, buku-buku itu dibiarkan ditumpuk dan diikat sejak awal 2013. ’’Saat akan saya buka ikatannya, tidak boleh,’’ katanya.

Ternyata, buku-buku itu adalah barang bukti kasus korupsi pengadaan buku yang melibatkan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan. Selama putusan pengadilan belum turun, tidak seorang pun boleh membuka ikatan buku itu.

’’Sayang sekali. Padahal, buku-buku itu bagus untuk anak-anak,’’ tegas sarjana pendidikan bahasa Inggris STAIN Batu Sangkar tersebut.

Di luar jam mengajar, Resa membangun taman di sekolah. Tidak mudah membuat taman di Pulau Sebatik yang jarang disinggahi hujan itu. Tidak ada mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga mengandalkan tadah hujan. ’’Tapi, saya bilang, jika ada kemauan, pasti bisa,’’ ucapnya.

Resa lantas meminta siswa membawa air dari rumah. Bisa air bekas mencuci beras atau air sisa rumah tangga lainnya. Air itulah yang dipakai menyiram taman sekolah setiap hari. Hasilnya, taman sekolah menjadi asri.

Resa juga menularkan hal baru kepada guru-guru di sana. Misalnya, membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), manajemen kelas, sampai metode pembelajaran. Konsep itu sebenarnya memudahkan guru untuk menjalankan tugas. Dalam beberapa kesempatan, rekan guru lainnya bertanya kepada Resa tentang banyak hal. Resa selalu menjawab tanpa berusaha terlihat menggurui.

’’Mudah-mudahan kehadiran saya di sini ada manfaatnya. Itu saja,’’ ungkapnya. (Yusuf Asyari /c5/oni/ari)

MENJADI guru di daerah terpencil membutuhkan perjuangan tersendiri. Itu pula yang dirasakan Siti Dwi Arini Putrianti, guru bantu di SDN 006 Sebatik

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close