Guru Dipanggil Cikgu, Siswa Pilih Jadi Polis
Setelah ditelusuri, sebenarnya perpustakaan tersebut memiliki koleksi buku yang lumayan bagus. Misalnya, kumpulan cerpen dan buku-buku lain yang mencapai 300-an buku. Sayangnya, buku-buku itu dibiarkan ditumpuk dan diikat sejak awal 2013. ’’Saat akan saya buka ikatannya, tidak boleh,’’ katanya.
Ternyata, buku-buku itu adalah barang bukti kasus korupsi pengadaan buku yang melibatkan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan. Selama putusan pengadilan belum turun, tidak seorang pun boleh membuka ikatan buku itu.
’’Sayang sekali. Padahal, buku-buku itu bagus untuk anak-anak,’’ tegas sarjana pendidikan bahasa Inggris STAIN Batu Sangkar tersebut.
Di luar jam mengajar, Resa membangun taman di sekolah. Tidak mudah membuat taman di Pulau Sebatik yang jarang disinggahi hujan itu. Tidak ada mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga mengandalkan tadah hujan. ’’Tapi, saya bilang, jika ada kemauan, pasti bisa,’’ ucapnya.
Resa lantas meminta siswa membawa air dari rumah. Bisa air bekas mencuci beras atau air sisa rumah tangga lainnya. Air itulah yang dipakai menyiram taman sekolah setiap hari. Hasilnya, taman sekolah menjadi asri.
Resa juga menularkan hal baru kepada guru-guru di sana. Misalnya, membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), manajemen kelas, sampai metode pembelajaran. Konsep itu sebenarnya memudahkan guru untuk menjalankan tugas. Dalam beberapa kesempatan, rekan guru lainnya bertanya kepada Resa tentang banyak hal. Resa selalu menjawab tanpa berusaha terlihat menggurui.
’’Mudah-mudahan kehadiran saya di sini ada manfaatnya. Itu saja,’’ ungkapnya. (Yusuf Asyari /c5/oni/ari)