Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Guru Muslimah Asal Buton Menangis Terharu bisa Berhadapan Langsung dengan Paus Fransiskus

Kamis, 05 September 2024 – 00:42 WIB
Guru Muslimah Asal Buton Menangis Terharu bisa Berhadapan Langsung dengan Paus Fransiskus - JPNN.COM
Anna Nuraulia, guru asal Buton yang berkesempatan bertemu Paus Fransiskus. Anna menangis terharu. Foto: Tangkapan Layar KWI

jpnn.com, JAKARTA - Seorang muslimah bernama Anna Nuraulia menitikkan air mata saat bisa berhadapan langsung begitu dekat dengan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan Sri Paus Fransiskus.

Anna bertemu langsung dan menceritakan tentang kegiatannya sebagai seorang guru di Buton Sulawesi Tenggara saat bertemu Paus Fransiskus di Gedung Grha Pemuda Katedral pada Rabu (4/9). 

Malam tadi, Paus Fransiskus menyempatkan hadir dalam pertemuan dengan organisasi pendidikan internasional Scholas Occurentes yang terdiri dari para pelajar lintas agama pada Rabu (4/9). Anna termasuk dalam perwakilan organisasi tersebut yang beruntung bisa mengawali pertemuan dialog dengan Paus Fransiskus.

Suara Anna terbata-bata saat memperkenalkan dirinya. Belum menyelesaikan kalimatnya, Anna sudah menangis. Anna bercerita soal cita-citanya sebagai seorang guru untuk mengajarkan toleransi dan menyekolahkan anak-anak di kampung halamannya.

 “Hari ini bukan hanya pengalaman saya tetapi juga sebuah transformasi bagi saya. Ini kali pertama dalam hidup saya mengunjungi, masuk dan menjadi bagian dalam katedral, sebagai tempat yang disucikan umat Katolik,” tutur Anna sambil menangis.

Perempuan yang berprofesi sebagai penyiar radio, guru, dan dosen tersebut mengatakan dia selama ini ingin mengambil peran sebanyak mungkin untuk mengisi dunia pendidikan dan menyebarkan pesan-pesan yang penting terkait pengentasan kemiskinan. 

Lagi sambil menangis terharu, Anna mengungkapkan rasa bahagia bisa menjadi bagian dari Scholas Occurentes. 

“Ajaibnya pula tepat depan saya berdiri pula masjid (red-Istiqlal) tempat saya biasa beribadah. Ini merupakan simbol toleransi di mana perbedaan seharusnya kita hadapi dan kita jembatani,” tutur Anna.

Gerakan pendidikan internasional yang didirikan Paus Fransiskus diikuti para pelajar dan guru lintas agama tak hanya dari kalangan Katolik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News