Gus Falah Sebut Israel Bukti Bahaya Radikalisme Agama
jpnn.com, JAKARTA - Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan kekejian Israel akhir-akhir ini, yang salah satu contohnya adalah menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa adalah bukti bahwa radikalisme agama membahayakan perdamaian.
Gus Falah mengungkapkan, pemerintahan Israel saat ini dikuasai oleh koalisi ekstremis-radikalis Yahudi dibawah pimpinan Benjamin Netanyahu.
"Sejak memenangkan Pemilu 1 November, Netanyahu ini membentuk pemerintahan bersama partai-partai Yahudi garis keras di bawah aliansi Zionisme Religius. Mereka ini berbasiskan radikalisme Yahudi, dan punya tendensi intoleran terhadap warga minoritas Muslim dan Kristen Israel, apalagi terhadap warga Palestina," ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/4).
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, tindakan Israel yang membahayakan perdamaian sudah dimulai pada awal tahun ini, ketika Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir secara provokatif memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa.
Itamar, ujar Gus Falah, adalah Ketua partai Yahudi radikal, Jewish Power.
Tokoh radikal Yahudi lainnya di pemerintah Netanyahu adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Gus Falah mengungkapkan, Smotrich pernah menyatakan bahwa tidak ada yang namanya rakyat Palestina.
Smotrich juga pernah menyerukan agar kota Huwara di Tepi Barat “dimusnahkan”.
"Orang-orang seperti Ben-Gvir dan Smotrich ini tidak mau mengakui keberadaan negara Palestina, dan mendukung perluasan pendudukan Israel atas Tepi Barat yang sejatinya wilayah Palestina. Mereka ini para pelaku politik identitas yang menggunakan pandangan agama Yahudi yang ekstrem, guna meraih dukungan publik," papar Gus Falah.