Gus Jazil: Perguruan Tinggi Garda Terdepan Menangkal Radikalisme
"Berdasarkan survei tersebut, jika kita ambil penilaian negatif dari anak-anak muda, mereka akan mengatakan, 'saat ini saya hidup di negara yang masih jauh dari keadilan dan kemakmuran. Masih ada korupsi, birokrasi yang berbelit dan ekonomi yang dikuasai segelintir elite," ujar Nurhasan.
Namun, lanjutnya, ada hal positif yang akan mereka katakan bahwa mereka mengakui hidup di negara yang masih mempertahankan nilai-nilai gotong royong, berpegang teguh pada ajaran agama, dan harapan ke depan keadilan bisa dirasakan.
"Apa yang ingin saya sampaikan? Ternyata keadilan adalah idaman anak-anak muda kita, dan berpegang pada ajaran agama adalah nilai-nilai yang dianggap penting. Implikasinya adalah, ketika isu keadilan digulirkan maka gelora anak muda akan bergejolak, cepat bereaksi dan berpikir pendek (berdasarkan survey ada 29% anak muda berpikir pendek)," katanya.
Demikian juga dengan isu agama, ada dua sisi mata pisau, bisa menjadi baik atau malah justru menjadi fundamentalis radikal. Maka, moderasi beragama menjadi sangat penting.
Nurhasan juga mengatakan bahwa Unesa saat ini telah memiliki Pusat Pembinaan Ideologi dan Monumen Pancasila.
"Pada tahun ini, kami juga telah merancang program pengabdian kepada masyarakat yang salah satunya diorientasikan untuk merintis Desa Pancasila," ucap Prof Nurhasan. (*/jpnn)