Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Habib Kribo

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 14 Januari 2022 – 20:48 WIB
Habib Kribo - JPNN.COM
Habib Zein Assegaf alias Habib Kribo. Ilustrasi: Instagram/assegafzen

Pandangan deterministik ini mungkin saja didebat oleh mereka yang tidak setuju. Namun, fakta sejarah bahwa tradisi intelektual Islam sudah terlebih dahulu mapan dibanding tradisi intelektual Barat, tidak bisa dibantah lagi.

Samuel Huntington mengajukan teori benturan peradaban yang mempertentangkan Barat yang Kristen dengan Dunia Muslim Timur Tengah Raya. Menurut Huntington, setelah komunisme Uni Soviet bubar pada 1990, konflik-konflik besar di dunia akan bersumber pada konflik peradaban.

Di antara peradaban besar yang berpotensi melahirkan benturan adalah peradaban Barat dengan peradaban Islam. Peradaban Barat secara otomatis diidentikkan dengan Kristen dan diperhadapkan secara diametral dengan peradaban Islam, seolah-olah peradaban Barat itu turun dari langit dan kelahirannya tidak berutang kepada Islam.

Dua peradaban itu bermusuhan, karena Barat mengeksploitasi negara-negara Islam melalui kolonialisme dan imperialisme. Barat yang merasa superior memroklamasikan kemenangan ideologi liberalisme-kapitalisme atas seluruh ideologi yang ada di dunia.

Barat kemudian memaksakan kehendaknya supaya negara-negara Islam mengadopsi demokrasi liberal sekuler ala Barat yang memisahkan dengan tegas peran agama dari negara. Namun, tradisi Islam tidak mengenal pemisahan agama dengan negara.

Oleh karena itu, pemaksaan kehendak oleh Barat itu menimbulkan ketegangan berkepanjangan. Tarik menarik ini terasa dampaknya di Indonesia sejak masa awal kemerdekaan sampai sekarang.

Barat tidak mau mengakui peran besar Islam dalam perkembangan peradabannya. Kelompok sekuler di Indonesia juga demikian. Ada keengganan dari kalangan sekuler Indonesia untuk mengakui peran dan kontribusi Islam dalam kemerdekaan Indonesia. Maka lahirlah berbagai rekayasa manipulatif untuk mengaburkan dan menghapus peran sejarah itu.

Munculnya orang-orang seperti Zein Kribo, bisa jadi, adalah bagian dari proyek manipulasi itu. Seperti duet Duo Kribo yang menjadi produk marketing pada era jadul 1980-an, jangan-jangan Zein Kribo ini juga produk marketing politik era zaman now.(***)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Dua Kribo yang diawaki Ahmad Albar dan Ucok AKA sudah lama bubar. Kini ada Habib Kribo yang nada bicaranya mengegas.

Redaktur : Antoni
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close