Habis Sudah, Duterte Nyatakan Marawi Bebas dari Teroris
AFP menyatakan, saat ini masih ada sekitar 20–30 militan yang bertahan. Mereka menguasai sekitar 60–80 bangunan dan menyekap 20 tawanan.
Restituto Padilla, juru bicara AFP, menegaskan bahwa anggota Maute yang tersisa tidak mungkin bisa melarikan diri ke luar. Begitu juga sebaliknya, tidak ada militan yang bisa masuk ke Marawi untuk membantu mereka.
Sekitar delapan di antara militan yang tersisa itu adalah orang di luar Filipina. Termasuk Mahmud Ahmad. Pria asal Malaysia tersebut selama ini menjadi orang di balik pendanaan serangan Maute dan Abu Sayyaf di Marawi. Padila yakin Ahmad bukan masalah besar. Sebab, dia adalah seorang akademisi, bukan militan sejati.
Meski begitu, beberapa pakar keamanan berkata lain. Mereka yakin Ahmad bisa menggantikan posisi Isnilon Hapilon. Ahmad punya uang untuk mendanai pergerakannya.
Dia juga memiliki kemampuan untuk merekrut anggota baru. Bukan hanya itu, dia juga pernah dilatih di kamp Al Qaeda di Afghanistan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menuturkan, operasi di Maute diperkirakan telah menghabiskan dana 5 miliar peso atau setara Rp 1,3 triliun.
Proses rekonstruksi baru bisa dilakukan Januari tahun depan karena saat ini masih ada militan di Marawi dan bangunan-bangunan yang tersisa belum aman. Ada bom-bom yang gagal meledak dan bom rakitan.
AFP menyiarkan kematian Hapilon dan Omarkhayam Senin (16/10). Sejatinya hari itu mereka melakukan operasi penyelamatan sandera. Ada 17 sandera yang berhasil dibebaskan.