Hadiri KTT ASEAN di Laos, Indonesia Sebut Banyak Isu Ekonomi yang Dibahas
jpnn.com, VANG VIENG, LAOS - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menghadiri Pertemuan Tingkat Pejabat Senior Bidang Ekonomi (SEOM) dalam rangkaian Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-44 dan ke-45 ASEAN yang digelar di Vientiane, Minggu (6/10)
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan dalam pertemuan ini banyak isu ekonomi yang dibahas dalam pertemuan SEOM, terdapat beberapa inisaitif yang perlu perlu menjadi perhatian.
”Sudah banyak capaian positif, namun ada beberapa inisiatif yang perlu menjadi perhatian ke depan, yaitu penguatan infrastruktur pariwisata, penekanan pada isu geopolitik dan geoekonomi, identifikasi potensi kerja sama dengan mitra ASEAN termasuk Gulf Cooperation Council (GCC),” ujar Deputi Edi.
Keketuaan Laos di ASEAN 2024 mengangkat tema "Enhancing Connectivity and Resilience". Melalui tema tersebut, Laos memiliki misi utama untuk mempromosikan konektivitas infrastruktur, mempersempit kesenjangan pembangunan, mempromosikan integrasi ekonomi, mendorong hubungan antar masyarakat, serta memperkuat hubungan ASEAN dengan mitra eksternal.
Untuk mendukungnya, prioritas ekonomi Laos fokus pada tiga strategi utama, yaitu integrasi dan konektivitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.
ASEAN saat ini mempunyai beberapa inisiatif terkait dengan isu keberlanjutan seperti netralitas karbon, ekonomi biru, ekonomi sirkular dan lain sebagainya.
“Kami mempunyai banyak inisiatif untuk agenda keberlanjutan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita merumuskan rencana aksi yang strategis untuk menjalankan berbagai inisiatif tersebut,” kata Deputi Edi.
Dalam pertemuan tersebut, para pejabat senior juga membahas dokumen-dokumen yang memerlukan adopsi, pengesahan, atau notasi dari Dewan MEA. Dokumen tersebut terdiri dari empat dokumen untuk diadopsi, lima dokumen untuk disahkan, dan enam dokumen untuk dinotasi Dewan MEA. Dokumen-dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi dasar kerangka dan implementasi kerja sama kawasan di bidang ekonomi, termasuk terkait dengan ekonomi inklusif, pertanian berkelanjutan, ekoturisme, hingga kecerdasan buatan.