Hamas Shekel
Oleh: Dahlan Iskan"Kami memang punya stok solar relatif banyak. Agar rumah sakit tetap bisa berfungsi saat daerah sekitarnya mati lampu," ujar dokter Ben.
RS Indonesia di Gaza juga punya sumber air sendiri. Cukup besar. "Kami bor tanah sampai 100 meter. Airnya sangat baik," ujar dokter Ben.
Belum lagi peralatan medisnya. "Semua yang terbaik di Gaza," katanya. "Termasuk peralatan MRI-nya," tambahnya.
Untuk membeli peralatan medis saja menghabiskan, waktu itu, Rp 75 miliar. Lebih besar dari biaya membangun fisik RS-nya sendiri: Rp 60 miliar. Begitu besar hasil pengumpulan dana receh dari umat Islam Indonesia.
Semua tuduhan Israel itu diklarifikasi dengan baik. Apalagi, MER-C tidak mengoperasikan rumah sakit itu.
MER-C menyerahkan RS Indonesia ke pemerintah Palestina. Bukan ke Hamas. Bukan ke Fatah. Bukan ke kelompok politik lain di Palestina.
Pengelolaan RS tersebut sepenuhnya oleh pemerintah setempat. Sejak diserahkan, nama Indonesia tidak diganti. Mereka juga mempertahankan nama-nama khas Indonesia lainnya.
Misalnya, nama-nama ruangan. Tiap ruang diberi nama pulau-pulau yang ada di Indonesia. Ada Ruang Jawa, Ruang Sumatera, Ruang Sulawesi, dan seterusnya.