Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harapkan Walhi Tak Berkonfrontasi dengan Program Jokowi

Senin, 16 Juli 2018 – 20:24 WIB
Harapkan Walhi Tak Berkonfrontasi dengan Program Jokowi - JPNN.COM
Presiden Jokowi saat meninjau Karhutla tahun 2015. Tahun 2016 dan 2017, Indonesia berhasil mengatasi Karhutla dan bebas bencana asap. Foto for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis pecinta lingkungan Ahmad SH mengaku sangat yakin pada komitmen Presiden Joko Widodo terhadap kelestarian lingkungan hidup. Ahmad yang pernah memimpin Departemen Keorganisasian WALHI Nasional 2010-2016 menyebut presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu telah meletakkan persoalan lingkungan hidup sebagai agenda prioritas.

Ahmad menuturkan, Jokowi saat kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 berkunjung ke kantor WALHI. "Komitmen penyelamatan lingkungan hidup adalah agenda utama pemerintahan Jokowi di luar isu reforma agraria secara luas," ujar Ahmad dalam siaran pers ke media, Senin (16/7).

Menurut Ahmad, pemerintahan Jokowi juga menunjukkan iktikad baik dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup, terutama masalah hutan. Sebagai contoh, pemeirntahan Jokowi menunjukkan usahanya yang keras dalam memerangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Perang terhadap kebakaran hutan di Riau adalah satu pijakan awal bahwa tata kelola kehutanan harus dirapikan. Artinya bahwa komitmen itu telah dimulai," tambah Ahmad.

Aktivis yang kini menjadi salah satu bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dari Partai NasDem itu mengharapkan pemerintahan Jokowi makin tegas terhadap korporasi yang melakukan kejahatan lingkungan dan perampokan sumber daya alam. Ahmad juga mengharapkan WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup berbasis advokasi dan kampanye mulai keluar dari zona nyaman.

"WALHI harus mulai menatap secara lebih holistik dengan situasi politik saat ini, termasuk berani membuat terobosan advokasi yang tidak harus membuat permusuhan secara frontal tanpa solusi akhir yang jelas," tambahnya.

Menurut Ahmad, menciptakan konfrontasi dalam mengampanyekan advokasi kasus lingkungan hidup tanpa dasar legitimasi yang kuat tidak akan menuntaskan persoalan secara elegan. "Sebagai aktivis lingkungan yang peduli dan berkeadilan tidak harus kaku dalam memperjuangkan kasus-kasus lingkungan yang berimplikasi mengorbankan kepentingan usaha yang beririsan dengan kepentingan sektor lingkungan hidup,” tegasnya.

Karena itu Ahmad mengharapkan penyelesaian konflik lingkungan hidup di era milineal ini tidak bisa lagi dengan cara konfrontatif. Harus ada upaya dialog untuk mencari solusi bersama.

Penyelesaian konflik lingkungan hidup di era milineal ini tidak bisa lagi dengan cara konfrontatif. Harus ada upaya dialog untuk mencari solusi bersama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close