Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harga Bahan Pokok Mulai Naik

Jumat, 07 November 2014 – 07:16 WIB
Harga Bahan Pokok Mulai Naik - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum naik. namun harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional sudah mulai merambat naik. Dikhawatirkan kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp 3000 perliter pada bulan ini bakal membuat harga-harga melonjak.

Berdasar pantauan Jawa Pos, sejumlah pedagang sudah menaikkan harga beberapa komoditas penting seperti beras yang semula harganya Rp 8.000 perliter menjadi Rp 8.400-8.500 perliter.Pedagang mengaku kenaikan harga sudah terjadi sekitar tiga hari lalu."Dari pemasok memang naik, makanya kita naik juga Rp 500 perliter," ujar Uun, salah seorang pedagang beras di Pasar Palmerah kemarin (6/11).

Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada beras, tetapi juga jenis sayur mayur terutama cabai. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai rawit hijau yang semula harganya dikisaran Rp 20 ribu perkilogram, saat ini melonjak 2-3 kali lipat."Cabe rawit hijau susah barangnya, sekarang harganya Rp 50-60 ribu perkilo, bisanya Cuma Rp 20 ribu perkilo. Rawit merah biasanya Rp 30 ribu sekarang Rp 44 ribu," kata Amran, penjual cabai.

Menanggapi hal itu, Menteri Pedagangan Rachmat Gobel mengatakan kenaikan harga itu kemungkinan ulah spekulan, bukan akibat BBM yang harganya belum naik. Dia menyesalkan jika wacana kenaikan harga BBM dijadikan alasan menaikkan harga."Biasalah namanya pedagang, mereka itu biasa spekulasi. Tiap kali ada kesempatan naik, dia pasti akan naikkan," ujarnya saat mengunjungi Pasar Induk Beras Cipinang kemarin (6/11). 
       
Mendag meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi gejolak harga bahan kebutuhan pokok, menjelang kenaikan harga BBM subsidi. Untuk komoditi beras, Rachmat memastikan, stok dalam kondisi aman."Masyarakat tidak perlu khawatir karena stok beras sangat cukup. Bahkan berdasar laporan cukup bisa sampai enam bulan kedepan, itu stok yang 1,6 juta ton. Kita akan jaga," tandasnya.
       
Untuk mencegah kepanikan, Mendag akan terus berkomunikasi dengan para pedagang. Selain juga mengandeng Perum Bulog untuk memantau pergerakan harga beras secara berkala. Dia mengaku siap melakukan operasi pasar (OP) jika terjadi kenaikan harga."Kita harus memberikan penjelasan. Yang membuat kekhawatiran itu karena spekulan. Nah, itu yang akan kita atasi, bisa dengan oeprasi pasar," sebutnya.
       
Sementara mengenai harga cabai yang melonjak tajam, Mendag menilai itu terjadi akibat kemarau panjang di beberapa wilayah Indonesia. Untuk itu, dia harus berbicara dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk mengatasi kenaikan harga ini."Itu sebenarnya banyak alasannya, kemarin yang saya temukan banyak kekeringan terjadi di sentra-sentra produksi, kemudian masalah logistik juga," lanjutnya.
       
Masalah logistic, menurutny, masih menjadi momok di negeri ini. Banyak komoditas pangan yang terlambat sampai ke tujuan karena infrastruktur kurang sehingga kualitas barang menurun."Seperti misalkan, harusnya cuma satu hari (pengiriman) jadi tiga hari. Kemudian yang tadinya bawa 100 kilogram karena rusak barangnya tinggal 80 kilogram. Tapi dia tetap harus hitung itu 100 kilogram, belum ditambah cost. Makanya infrastruktur harus benar-benar kita benahi," tukasnya.
       
Di saat seperti ini, kata dia, peran pemerintah sangat penting untuk mengawasi agar kenaikan harga di pasaran tidak berlebihan. Sebab pemerintah memiliki kewenangan dan instrument-instrumen untuk mengendalikan harga."Saat harga naik kita bisa masuk, untuk segera melakukan upaya agar kenaikan itu tidak berlebihan. Kita terus mencoba mengantisipasi supaya spekulasi harga tidak terjadi terlampau besar," jelasnya. (wir)

JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum naik. namun harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional sudah mulai merambat

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close