Harga Bawang Mahal, APPSI Salahkan Pemerintah
jpnn.com - JAKARTA - Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menduga ada beberapa faktor penyebab meroketnya harga bawang merah di beberapa daerah usai lebaran. Di pasar Manado dan Gorontalo misalnya, harga bawang merah sudah mencapai Rp 120-140 ribu per kilogram.
Ngadiran menyebut faktor pertama adalah kurangnya pasokan bawang merah lantaran hasil panen yang kurang baik, serta terhalangnya distribusi bawang merah sampai ke daerah.
"Faktor lainnya karena distribusi perdagangan belum sepenuhnya pulih. Saya memprediksi akan kembali aktif mulai Senin besok (19/8). Tapi faktor utama karena panen yang kurang baik dan tidak sesuai target," ujar Ngadiran saat dihubungi JPNN, Rabu (14/8).
Mengenai dugaan adanya permainan kartel menurut dia itu bukan sepenuhnya salah penimbun. Dia justru menyalahkan Kementerian Perdagangan yang telah memberi kewenangan pada para importir bawang. Seharusnya kata dia, pemerintah bisa tegas sebelum memberikan izin impor.
"Ini bisa ada kartel karena mereka ini diberikan kewenangan dan hak untuk importir. Jadi kan suka-suka mereka, wong yang punya bahan bakunya mereka. Kalau pasokan di pasar sedikit para kartel ini mana mau mengeluarkan barang banyak, dia kan pasti gak mau lepas semuanya," ungkapnya.
Karenanya dia meminta pemerintah menata ulang aturan terkait pemberian impor bawang ini. Seperti aturannya lebih dipertegas, terbuka dan konsisten.
"Mestinya ada aturan yang jelas dari pemerintah dalam memberi impor. Harus tegas perjanjiannya dan terbuka. Misalnya dikasih ketentuan berani gak pedagang ngejual tertinggi dengan harga 20 ribu, kalau gak mau ya mending jangan diberi izin impor. Cari yang lain saja, biar tidak mensengsarakan masyarakat," sarannya.
Di samping membenahi perizinan importir, Ngadiran juga meminta Kementerian Pertanian turut andil membenahi distribusi lahan supaya hasil panen petani bisa berjalan dengan baik. (chi/jpnn)