Harga BBM Bersubsidi Terlalu Murah
Selasa, 04 Juni 2013 – 11:16 WIB
Lebih lanjut Romahurmuziy mengatakan, harga BBM fosil yang murah menghambat munculnya energi alternatif. Bahan bakar nabati, baik berbasis etanol maupun CPO, tidak bisa bersaing. "Bahan bakar alternatif seperti gas tidak berkesempatan tumbuh karena harganya relatif dekat dengan BBM bersubsidi," ucapnya.
Kemudian sejak awal dekade 2000, Indonesia telah beralih status dari negara eksportir menjadi net importir minyak. Menurutnya, dengan importasi BBM dan minyak mentah yang mencapai lebih sepertiga dari kebutuhan nasional, harga BBM nasional sangat bergantung kpd harga internasional.
Publik ujar Romahurmuziy, perlu diberikan pemahaman bahwa perlu pergeseran paradigma dalam meletakkan Indonesia dari eksportir menjadi importir. "Akibat impor BBM yang terus naik, defisit fiskal membengkak sehingga mengancam neraca pembayaran," tuturnya.