Harga BBM Turun Hanya Dua Bulan, Terus Naik lagi, buat Apa?
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menilai, pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yang meminta Presiden Jokowi untuk konsisten dalam kebijakan harga BBM perlu menjadi perhatian.
"Statement Pak Agus (Gubernur BI, Red) mungkin ada benarnya juga. Maksudnya itu harus benar-benar dikalkulasi," ujarnya, kemarin.
Dia menilai, harga BBM lebih baik tidak diturunkan jika hanya untuk mencari popularitas sesaat saja. Dia mengaku khawatir penurunan harga BBM yang direncanakan pemerintah hanya berlaku sementara.
"Kalau penurunan harga BBM hanya dua bulan, kemudian dinaikkan lagi itu justru akan menekan masyarakat. Lebih baik jangan dipaksakan kalau memang tidak perlu," katanya.
Segala bentuk kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah, kata Enny, sudah seharusnya memperhitungkan dengan matang dampak negatif dan positifnya, sebelum benar-benar diumumkan ke publik.
"Kita mengingatkan betul soal BBM ini. Kondisi kita saat ini kritis, jadi apapun kebijakan yang diambil pemerintah itu harus dikalkulasikan dengan matang. Jangan sembarangan," tegasnya.
Dia mengakui pemerintah harus mengembalikan daya beli masyarakat dengan membuat kebijakan ekonomi yang berfokus pada sisi konsumsi itu. Namun biasanya penurunan harga BBM tidak akan langsung menurunkan harga bahan pokok.
"Penurunan harga BBM boleh-boleh saja, tapi mungkin bisa lebih di intensifkan pembangunan infrastruktur dan berbagai bentuk cash transfer," tambahnya. (owi/dyn/ken/wir)