Harga Blewah Anjlok, Petani Nelangsa
jpnn.com - BOJONEGORO – Mimpi petani blewah di Kedungadem, Bojonegoro, untuk meraih keuntungan dari panen blewah kandas. Sebab, pada awal puasa harga blewah jeblok. Banyak petani yang merugi.
“Saya mengira bahwa harga jualnya masih mahal. Harganya ternyata anjlok sekali,” ujar Sugiharto, petani desa Mlidek, Kedungadem.
Harga blewah dari petani hanya Rp 1.000 per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya, harganya mencapai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kg.
Awalnya, dia menanam buah yang juga disebut garbis tersebut pada Mei. Dia memperkirakan bahwa blewah bisa dijual lebih mahal jika dipanen pada bulan puasa.
Berdasar pengalaman tahun-tahun lalu, harga blewah meningkat pada Ramadan. “Saat ini harganya malah lebih murah daripada tahun lalu,” keluh pria 48 tahun itu.
Menurut dia, harga jual blewah tersebut murah karena banyak pasokan. Banyak petani yang menanam dan memanen blewah secara bersamaan. Jadi, pasokan blewah di pasaran melimpah. “Selain di Bojonegoro, banyak petani di Lamongan yang menanam blewah,” jelasnya.
Seringnya turun hujan juga memengaruhi harga blewah. Blewah menjadi kurang maknyus lantaran terguyur hujan. “Rasa manisnya hilang. Jadi, harganya murah,” ungkapnya.
Untuk menghindari kerugian, dia menjual blewah itu secara keliling. Dengan berkeliling, dia mampu menjual blewahnya Rp 3.000 per kg.