Harga Cabai Anjlok, Petani Rugi
jpnn.com - TULUNGAGUNG – Para petani cabai di Tulungagung terancam gulung tikar. Sebab, harga tanaman yang memiliki nama latin Capsicum annum itu terus anjlok. Saat ini harga cabai merah besar di tingkat petani hanya Rp 5 ribu per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya harga cabai merah besar mencapai Rp 9 ribu per kg. Kondisi tersebut membuat petani terpukul karena mengalami kerugian besar.
Menurut Nur Dianah, salah seorang petani cabai merah di Desa Bungur, Kecamatan Karangrejo, harga jual di tingkat petani saat ini lebih rendah daripada biaya yang harus dikeluarkan. Harga jual cabai di tingkat petani berkisar Rp 4–5 ribu per kg. Sedangkan biaya produksi cabai per kg mencapai Rp 7–8 ribu. ”Para petani cabai jelas merugi,” ujar dia kemarin (13/9).
Nur menyebutkan, anjloknya harga cabai saat ini mengancam keberlangsungan ratusan hektare lahan milik petani cabai di desanya. Sebab, selain harga cabai turun drastis, petani dipusingkan berbagai penyakit yang menyerang. Misalnya daun keriting dan hama patek. ”Petani berharap pemerintah setempat bisa memberi solusi,” katanya.
Hal senada diungkapkan Turmudi, petani cabai Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu. Dia mengatakan, jika harga cabai terus anjlok, para petani tak mampu membayar ongkos buruh untuk memanen. ”Saya juga bingung, kalau panen ditunda, cabai busuk karena telah melewati masa panen,” ungkapnya.
Turmudi mengaku tidak mengetahui penyebab anjloknya harga cabai. Tetapi, bapak tiga anak tersebut menduga, anjloknya harga cabai bisa jadi terkait dengan datangnya musim panen seperti saat ini. ”Pemerintah harus bertindak. Jika tidak, harga cabai akan semakin hancur. Harus ada solusi. Seperti membeli cabai petani untuk dikeringkan,” saran dia. (mas/nva/tri/JPNN/c9/dwi)