Harga Cabai Meroket, IPB Dampingi Petani Maksimalkan Produksi Lahan
Dia menjelaskan tingkat residu produk cabai Indonesia menjadi hambatan dalam proses ekspor.
Koordinator Kelompok POPT Tanaman Sayur dan Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Wita Khairia mengatakan Kementan mendukung pelaksanaan program diseminasi teknologi mikroba intensif untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dalam pasar internasional.
“Kami mendorong penyediaan produk yang berdaya saing agar bisa memenuhi pasar ekspor. Teknologi mikroba intensif ini memungkinkan untuk mengurangi residu pestisida 100 persen," ujar Wita.
Petani cabai asal Garut Jejen mengatakan bahwa penerapan teknologi mikroba intensif ini meningkatkan produksi cabai keritingnya hingga 25 persen.
Di tengah harga yang bagus dirinya bisa panen lebih banyak sehingga keuntungan yang diterima juga semakin besar.
“Hasilnya naik sekitar 25 persen. Pas harga bagus, produksinya juga bagu," ujar Jejen.
Saat ini IPB mendampingi petani cabai untuk memanfaatkan teknologi mikroba itensif di 6 wilayah yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tegal, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Gowa. Rencanannya teknologi ini juga akan dikembangkan di beberapa komoditas lain.(mcr10/jpnn)