Harga DPD I Golkar Sampai Rp 1 Miliar
jpnn.com - PEKANBARU - Menjelang pemilihan ketua umum DPP Partai Golkar yang digelar malam nanti, isu politik uang makin santer terdengar. Bahkan, kandidat pun mengakui kerasnya semangat pragmatisme tersebut.
"Saya sangat prihatin dengan masalah pragmatisme ini. Mudah-mudahan tidak berlangsung sampai di bilik," ujar Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di Labersa Hotel and Convention, Rabu (7/10).
Karena itu, Tommy mengimbau agar semua peserta munas lebih mengedepankan idealisme dan nurani ketimbang pragmatisme. Sebab bila tidak, Partai Golkar akan makin terpuruk.
Sayangnya Tommy enggan menyebut berapa angka atau harga satu suara DPD. Demikian juga saat angka Rp500 juta per DPD, Tommy mengaku tak etis untuk menyebut. Ia berkilah, wartawan yang lebih tahu. Karenanya Tommy mengaku tak memasang target tinggi-tinggi soal suara. Yang penting, katanya, ia bisa mencapai minimal 30 persen suara.
Yuddy Chrisnandi juga mengakui merebaknya politik uang. Yuddy bahkan menyebut angka Rp500 juta sampai Rp1 miliar nilai untuk satu DPD. "Itu luar biasa. Tapi saya tidak akan terjebak karena saya memang tidak punya gizi. Saya adalah satu-satunya kandidat yang tidak melakukan politik uang," kata Yuddy.
Lain lagi dengan Abu Rizal Bakrie. Kandidat yang disebut-sebut memiliki kekuatan terbesar untuk memenangkan munas ini tidak membantah soal pembagian uang kepada pemilik suara.
Hanya saja, kata dia, itu bukan dalam konteks money politik. Menurut Ical itu karena daerah memang butuh dana untuk pengelolaan organisasi di daerah.
"Karena pemilihan bebas dan rahasia, jumlah uang tidak akan berpengaruh, kalau hanya ada kontribusi pembinaan kader yang diberikan kandidat," kata Ical. (har/JPNN)