Harga Elpiji 3 Kg Tak Terkendali
jpnn.com - CILEGON – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak hanya berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok. Sejak sepekan terakhir, harga gas elpji bersubsidi ukuran tiga kilogram (kg) juga melonjak.
Tak tanggung-tanggung, di tingkat pengecer harganya mencapai Rp22 ribu per tabung. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah tidak boleh lebih dari Rp13.025 per tabung.
Pantauan Radar Banten (Grup JPNN), Minggu (30/11), kenaikan harga gas di tingkat eceran atau di warung-warung cukup bervariatif, mulai Rp17 ribu hingga Rp22 ribu per tabung.
Nunung, pemilik warung di Lingkungan Pangeran Jayakarta, Kelurahan Masigit, mengatakan, kenaikan harga gas baru terjadi Sabtu (29/11) lalu. “Sebelumnya saya jual gas Rp17 ribu, tapi karena sudah ada kenaikan dari sananya, sekarang naik menjadi Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per tabung,” katanya.
Hal senada diungkapkan Ratu Daniati, pedagang di Lingkungan Kenanga, Kelurahan Masigit. Dia mengaku menjual gas tiga kg seharga Rp20 ribu. Padahal sebelumnya ia menjual dengan harga Rp18 ribu. “Saya tidak tahu kalau harga di agennya berapa, yang jelas sekarang saya menjual dengan harga Rp20 ribu per tabung,” tuturnya.
Sementara Sahlan, pemilik warung di Lingkungan Penjagalan, Kelurahan Masigit, menjual gas elpiji tiga kg lebih mahal lagi, yakni mencapai Rp22 ribu per tabung. “Harga segitu juga masih ada suka yang nawar dan mengeluh. Padahal kita naikin juga lantaran BBM sudah naik. Kan ongkos-ongkos yang lain juga naik,” terang Sahlan.
Menurut Sahlan, dinaikannya harga gas lantaran dari tingkat agen sudah naik. “Kalau beli ke agen sekarang harganya sudah mencapai Rp21 ribu. Jadi mau enggak mau saya harus menaikkan harga walaupun yang beli kadang suka nawar,” ujanya.
Koordinator Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kota Cilegon Oman Diharja mengaku terkejut dengan kenaikan harga gas elpiji di pasaran yang menembus Rp22 ribu per tabung.