Harga Emas Keok, Keuntungan 2 Hari Beruntun Lenyap
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas merosot tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Logam safe haven berhenti menanjak setelah dua sesi berturut-turut karena USD menguat setelah data inflasi AS kian panas.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9) bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, yang melacak sebagian besar barang dan jasa, naik 0,1 persen bulan ke bulan dan 8,3 persen tahun ke tahun pada Agustus. Tidak termasuk biaya makanan dan energi yang mudah berubah, IHK naik 0,6 persen dari Juli dan 6,3 persen dari bulan yang sama pada 2021.
Indeks yang lebih tinggi dari yang diperkirakan mendorong USD lebih kuat dan memicu ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve (Fed) dalam upaya untuk mengekang inflasi yang kian panas.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai tertinggi intraday 109,49, naik untuk pertama kalinya dalam lima sesi, didukung oleh data IHK dan ekspektasi suku bunga yang lebih hawkish.
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin dalam empat kenaikan sejak Maret, dengan dua kali kenaikan 75 basis poin berturut-turut pada Juni dan Juli. Pedagang pasar uang memperkirakan kenaikan 75 basis poin ketiga ketika bank sentral bertemu pada 21 September untuk memutuskan suku bunga.
"Emas hancur setelah laporan inflasi, benar-benar mengatur ulang ekspektasi investor tentang kapan Fed akan mengakhiri siklus pengetatan mereka," kata Ed Moya, Analis di platform perdagangan daring OANDA.
Investor pun terpancing karena ekspektasi pasar pada Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga lebih besar.