Harga Emas Kian Berkilau, Rekor dalam Lebih 6 Tahun
jpnn.com - Kekhawatiran terhadap babak baru ketegangan perdagangan AS-China, serta dipicu pelemahan dolar AS, mendorong investor beralih membeli aset aman (safe haven), dampaknya emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari enam tahun, pada akhir perdagangan Selasa, (Rabu pagi WIB).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember melambung USD 26,5 atau 1,73 persen, menjadi ditutup pada USD 1.555,9 per ounce.
Putaran kenaikan tarif terbaru antara Amerika Serikat dan Tiongkok mulai berlaku pada 1 September.
China mengumumkan pengajuan kasus ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap Amerika Serikat setelah penerapan tarif tambahan 15 persen yang dikenakan pada impor barang-barang China senilai USD 300 miliar pada 1 September.
Tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat sangat melanggar konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara di Osaka, Jepang, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan mengatakan, menambahkan bahwa China sangat tidak puas dan dengan tegas menentang tarif.
Langkah tersebut merupakan gugatan ketiga Tiongkok untuk menantang pwrlakuan tarif khusus pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,09 persen menjadi 98,95 pada pukul 17.30 GMT, beberapa saat sebelum penyelesaian perdagangan emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka yang dihargakan dalam dolar AS akan naik karena menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.