Harga Gas Tinggi, Pupuk Indonesia Optimistis Garap Ekspor
jpnn.com - JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) tak patah arang meski harga pupuk di tanah air lebih tinggi ketimbang negara tetangga. Perusahaan pelat merah itu sudah melakukan ekspor pupuk ke Australia dan beberapa negara Asia Tenggara.
Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Koeshartono mengatakan, saat ini Indonesia telah mengekspor sebanyak 800.000 ton hinggaAgustus 2016 dengan target 1,5 ton per tahun.
Dengan harga gas yang mahal, ternyata produk di Indonesia juga diminati di negara tetangga karena dekat dari segi geografis.
"Ya karena kita ini ada kedekatan maksudnya dekat jarak walaupun harganya agak tinggi kita masih bisa masuk ke market mereka. Kita mengambil peluang di situ," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Koeshartono, ekspor pupuk per Agustus sebanyak 800.000 ton ini lebih bagus dibandingkan 2015 di semester pertama. Hal itu karena ada kerusakan alat pada awal 2015 di pabrik Bontang, Kalimantan Timur.
"Kita ekspor ke Australia dan Asia Tenggara saja. Sampai dengan bulan ini sekitar 800.000-an. Ini secara total naik dari tahun kemarin karena tahun kemarin itu agak rendah karena ada kerusakan di Bontang, kerusakan alat muatnya di 2015 awal semester I. Padahal tempat ekspor terbesar ini ada di PKT (Pupuk Kalimantan Timur) Bontang," ujar Koeshartono.
Saat ini harga jual pupuk lokal berkisar USD 240-250 per ton. Sedangkan harga jual pupuk dunia seperti Tiongkok senilai USD 195-250 per ton. Pada semester pertama, Indonesia bisa ekspor ke negara tetangga.
Tetapi di semester kedua ini sedang menahan ekspor karena harga jual di dunia sedang turun, yakni USD 195 per ton.