Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harga GKP di Indramayu Sentuh Rp 3.800, Bulog Diminta Gerak Cepat Serap Gabah

Kamis, 04 April 2019 – 20:59 WIB
Harga GKP di Indramayu Sentuh Rp 3.800, Bulog Diminta Gerak Cepat Serap Gabah - JPNN.COM
Petani sedang panen raya di Indramayu. Foto: Kementan

“Sedangkan produksi padi di Kabupaten Indramayu 1,7 juta ton. Jadi minimal 50 persen gabah petani harus di serap oleh Bulog,” terangnya.

Menurut Takmid, petani hanya menginginkan harga gabah stabil, setidaknya sama dengan HPP Rp 4.070. Untuk itu, Bulog diharapkan tidak hanya diam ketika harga gabah bergerak turun seperti saat ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengstabilkan harga gabah yang sudah mulai anjlok.

Pria yang akrab disapa Buwas tersebut pun mengaku, telah menginstruksikan jajarannya berkeliling ke beberapa daerah untuk meninjau sekaligus menyerap gabah dari tingkat petani sesuai HPP.

“Sempat di tingkat petani kemarin, ada yang harga jualnya hanya Rp 3.100-3.800 (per kilogram). Padahal HPP kita Rp4.100 dan kami akan berupaya menyerap gabah dari petani sebanyak mungkin,” ungkapnya Jumat (29/3) saat kunjungan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Komitmen tersebut disambut baik oleh pihak Kementerian Pertanian. Dalam keterangan pers, Rabu (3/4), Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri mengapresiasi komitmen Buwas tersebut. “Kita harapkan instruksi beliau direspon secara cepat oleh jajaran di bawahnya,” tandas Boga.

Kementan, diakui Boga, tidak memiliki wewenang dalam persoalan harga gabah. Tapi pihaknya tidak akan tinggal diam jika kesejahteraan petani harus terkompensasi.

“Kesejahteraan petani tetaplah bagian dari tanggung jawab Kementan sehingga pimpinan kami tak tinggal diam. Menyikapi anjloknya harga gabah, Bapak Menteri Pertanian menyerukan larangan transaksi gabah yang tidak sesuai dengan keputusan presiden (keppres),” tegasnya. (jpnn)

Saat ini sejumlah sentra produksi beras sedang panen raya. Petani semestinya bergembira menikmati hasil kerja kerasnya. Tapi kondisi di lapangan menunjukkan petani tidak bisa sepenuhnya menikmati hasil kerja keras mereka.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News