Harga Hunian Primer Naik 8,8 Persen
jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Penjualan properti residensial di Surabaya, Jawa Timur masih menunjukkan kondisi yang stabil pada triwulan pertama 2015.
Dari sisi harga, indeks harga properti residensial (IHPR) untuk pasar primer tumbuh 8,8 persen jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun sebelumnya.
Penyumbang kenaikan harga tertinggi di pasar properti residensial primer di Surabaya adalah rumah tipe besar dengan luas lebih dari 70 meter persegi.
Itu diikuti oleh rumah tipe kecil sekitar 36 meter persegi dan rumah tipe menengah atau lebih mulai 36-70 meter persegi.
“Survei harga properti residensial (SHPR) mencatat laju pertumbuhan harga tanah lebih cepat daripada harga properti primer. Itu menjadi pendorong utama kenaikan harga properti primer,” ungkap Direktur Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur Syarifuddin Bassara seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Selasa (12/5).
Selain harga tanah, kenaikan harga properti primer dipicu kenaikan harga bahan bangunan, upah tenaga kerja (tukang), dan bahan bakar minyak (BBM). Termasuk biaya perizinan yang turut andil mendorong harga properti.
Dari sisi daya beli masyarakat, rasio harga rumah terhadap UMK menunjukkan tren yang melandai. Hal itu menunjukkan bahwa daya beli khususnya di masyarakat menengah ke bawah terhadap properti di Kota Surabaya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hasil survei berbeda terjadi pada pasar properti residensial sekunder (bekas). Harga rumah sekunder memiliki kecenderungan melambat pada tipe menengah atas jika dibandingkan dengan tipe menengah.