Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harga Karet Anjlok Hingga Rp 5.000 per Kg

Kamis, 30 Januari 2014 – 08:32 WIB
Harga Karet Anjlok Hingga Rp 5.000 per Kg - JPNN.COM

jpnn.com - MEDAN -- Petani karet tampaknya begitu resah dengan kondisi karet saat ini. Mereka harus mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain harga karet yang terus mengalami penurunan, saat ini kebun karet di Sumatera Utara (Sumut) juga tengah mengalami musim gugur daun.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Rabu (28/1). Ia mengatakan, gugur daun untuk pohon karet di Sumut untuk klon-klon tertentu sudah mencapai 5-7 persen juga menambah keresahan para petani, di samping turunnya harga karet yang disebabkan kurangnya permintaan dari China.

"Dari sisi demand, melemahnya harga utamanya diakibatkan berkurangnya permintaan China selaku konsumen yang saat ini sudah banyak menarik diri dari bursa berjangka menjelang Imlek. Pelemahan ini juga disebabkan adanya over supply atau peningkatan stok," ujarnya.

Edy menyebutkan, beberapa penyebab pelemahan harga karet antara lain kekhawatiran akan pelemahan pertumbuhan Industri China yang mengakibatkan menurunnya permintaan.

Kemudian adanya protes anti-pemerintah di Thailand yang berpotensi menurunkan produksi Januari-Februari 2014 sebesar 10-20 persen.
   
Selain itu, stok karet di Shanghai minggu lalu meningkat menjadi 204.451 ton, sedangkan posisi closing stock dari anggota ANRPC pada Desember 2013 tercatat 1.195.000 ton.

"Melihat keadaan saat ini, kelebihan pasokan dunia semakin sulit diserap karena perekonomian dari negara-negara konsumen utama sedang dalam keadaan lemah," ujarnya

Melihat hal ini, petani karet pun terpaksa mencari kerja sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Di antaranya, Sudirman. Petani karet asal Desa Stabat Lama, Langkat yang dihubungi ini mengakui, harga karet sudah turun sangat jauh dari batas normal.

MEDAN -- Petani karet tampaknya begitu resah dengan kondisi karet saat ini. Mereka harus mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhannya. Selain

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News