Harga TBS Kelapa Sawit Mulai Terkerek Naik
jpnn.com, SAMARINDA - Harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit secara perlahan mulai terkerek naik pada Januari 2019 dibandingkan Desember 2018. Namun, harga tersebut masih sangat rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Belum maksimalnya perbaikan harga TBS disebabkan penurunan harga crude palm oil (CPO) sepanjang 2018. Meski demikian, harga TBS diprediksi sedikit demi sedikit akan meningkat pada tahun ini. Berdasar data dari Dinas Perkebunan Kaltim, harga TBS terendah dicatatkan pada Desember 2018 senilai Rp 1.081 per kilogram.
Pada Januari 2019 meningkat menjadi Rp 1.171 per kilogram. Sepanjang 2018, harga TBS tertinggi tercatat pada April Rp 1.639 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad mengatakan, harga-harga yang sudah ditetapkan per bulan ini merupakan standar bagi para petani yang sudah bermitra dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit di Kaltim, khususnya kebun plasma. Sehingga ini menjadi harga acuan oleh petani. “Harga TBS tersebut, ditetapkan berdasarkan harga CPO dunia,” jelasnya seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Menurutnya, harga CPO ditentukan harga pasar dari supply dan demand. Penurunan harga CPO sepanjang 2018 tentunya berdampak pada harga TBS. Namun, fluktuatifnya harga CPO dan TBS merupakan hal wajar.
“Karena itu bergantung mekanisme pasar. Kelihatannya saja itu ditetapkan, tapi perhitungannya tetap dari komponen harga di pasaran,” katanya.
Pada awal tahun, tambahnya, harga TBS mengalami peningkatan bila dibandingkan Desember 2018. Hal itu disebabkan harga CPO yang mulai membaik. Seiring meredanya tekanan harga CPO dunia. “Meskipun harga TBS belum setinggi awal tahun lalu, namun sudah sangat baik. Sedikit demi sedikit akan terus naik,” tuturnya.
BACA JUGA: Petani Kelapa Sawit: Harga TBS Ajlok, Paling Parah Selama Ini