Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata Sumbar Terancam Lumpuh
![Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata Sumbar Terancam Lumpuh Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata Sumbar Terancam Lumpuh - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/watermark/2018/05/24/sejumlah-pesawat-terbang-saat-parkir-di-bandara-hang-nadim-batam-beberapa-waktu-lalu-f-cecep-mulyanabatam-pos.jpg)
“Kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar ini memberikan efek domino yang luar biasa, seperti pelaku UMKM. Banyak pemilik toko oleh-oleh seperti kripik balado mengeluh karena lemahnya jual beli. Padahal, lebih 90 persen produk yang dijual di toko oleh-oleh tersebut merupakan produksi UMKM," terangnya.
Sejauh ini, menurut dia, imbas naiknya harga tiket pesawat ini juga turur mempengaruhi kunjungan wisatawan ke sejumlah obyek wisata. “Pokdarwis yang sudah dibentuk di berbagai obyek wisata, sekarang mereka terancam tidak ada kerjaan. Karena, obyek wisatanya sudah mulai sepi,” jelasnya.
Ian atas nama Asita Sumbar berharap, Pemprov Sumbar dan pihak terkait lainnya bisa memberikan masukan kepada Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan mengenai kebijakan maskapai tersebut. “Solusinya, memang kebijakan ini harus ditarik kembali. Kalau tidak, dunia pariwisata kita terancam mati,” pungkasnya.
Pengamat Pariwisata Sumbar, Sari Lenggogeni menilai, masalah plafon harga pesawat untuk domestik ini isunya sudah lama dan sekarang bertambah seakan menjadi monopoli. “Seharusnya, ada regulasi plafon/batas maksimal harga. Sebagaimana diterapkan di negara lain. Di negara lain, bahkan paket wisata saja pakai batasan harga maksimal dan berlaku ke industri lain,” jelas Pendiri sekaligus Direktur Tourism Development Centre Universitas Andalas itu.
Sari justru mengkhawatirkan akibat kebijakan tersebut berdampak pada pariwisata outbound di Sumbar. Untuk segmen wisatawan (bukan bisnis market atau masyarakat), berpengaruh besar terhadap kebocoran ekonomi wisatawan outbound.
"Wisatawan domestik lebih memilih negara tetangga, karena banyak low cost carrier yang memasang harga rendah untuk menjadi daya tarik negara lain berkunjung dan melakukan transaksi ekonomi di negaranya,” jelasnya.
Doktor di bidang pariwisata outbound ini mencontohkan pariwisata di Singapura dan Malaysia. Pada libur akhir tahun outbound wisatawan Sumatera pasti bergerak ke-2 negara tersebut. (cr23/cr29/ cr30)