Hari Pahlawan, Kisah Jalan Slamet Riyadi Simbol Kebanggaan Wong Solo pada Pemuda Hero
Kala itu Purwosari Weg bukanlah jalan utama di Surakarta. Sebab, saat itu yang menjadi jalan utama ialah Jl. Dr. Radjiman di sebelah utara Pasar Klewer. Kini, jalan itu bernama Jl. Dr. Radjiman.
Seiring waktu, Jl. Slamet Riyadi menggantikan fungsi Jl. Dr. Radjiman sebagai jalan utama.
“Pada era kemerdekaan, sekitar tahun 1950-an, kemungkinan 1951 atau 1952, nama Purwosari Weg berganti menjadi Slamet Riyadi," tutur Dani.
Saat itu Slamet Riyadi belum dinobatkan sebagai pahlawan. "Slamet Riyadi ini baru diberi gelar Pahlawan Nasional pada 2007," jelasnya.
Ada alasan khusus yang mendasari Pemkot Surakarta kala itu mengganti nama Purwosari Weg menjadi Jalan Slamet Riyadi.
Dani mengatakan Kasunanan Surakarta waktu itu membangun sarana transportasi trem kuda yang menghubungkan Solo dengan Boyolali. Intensitas aktivitas warga yang keluar masuk Surakarta juga lebih banyak melalui jalan itu.
“Di beberapa foto lama yang ada di arsip komunitas Solo Society, dahulu itu berupa jalan tanah ada aspal tetapi sedikit. Kemudian ada trem kuda yang sekarang relnya dipakai oleh PT KAI menjadi jalur kereta api Solo-Wonogiri,” tutur Dani.
Seiring makin banyaknya masyarakat yang menggunakan Jl. Slamet Riyadi, pemerintah pun melebarkannya. Namun, hal itu berdampak pada hilangnya beberapa artefak peninggalan pemerintah kolonial Belanda.