Hari Pangan Sedunia dan Pahlawan Pangan di Tengah Pandemi
Bertepatan dengan peringatan HPS ini, Syahrul menyampaikan apresiasi kepada para petani, yang selama ini telah berperan menjadi Pahlawan Pangan.
“Siapa yang telah berjuang dan memberi kekuatan dalam menyediakan pangan untuk negara, mereka layak kita sebut sebagai Pahlawan Pangan. Kalau beli baju, motor, atau lainnya bisa kita tunda, tapi pangan tidak bisa kita tunda, masalah perut tidak bisa menunggu,” tutur Syahrul.
Victor Mol, perwakilan FAO di Indonesia mengatakan, HPS tahun ini dapat menjadi kesempatan kita untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan-petani, nelayan, komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.
Tema HPS tahun ini menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.
“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua,” ungkap Victor Mol.
Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun. FAO berdiri pada 16 Oktober 1945 -beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan- untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang.
Kehancuran massif perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.
“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi COVID-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang," tegas Victor.