Haris Azhar: Saya Mencurigai Ada Siasat Jahat
jpnn.com, TIMIKA - Ribuan warga Banti dan Opitawak, Distrik Tembagapura, Papua, pada awal Maret 2020 mengungsi sementara ke Timika.
Mereka mengungsi karena situasi di kampung mereka tidak aman setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terlibat konflik bersenjata dengan aparat TNI dan Polri.
Ribuan warga itu hingga saat ini masih berada di Timika.
Aktivis HAM yang juga Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation, Haris Azhar menduga ada pihak-pihak tertentu yang tidak menghendaki ribuan warga Kampung Banti dan Opitawak, Distrik Tembagapura kembali ke kampung mereka sehingga sampai sekarang masih terkatung-katung di Timika.
"Saya mencurigai ada siasat jahat untuk membiarkan masyarakat tidak bisa kembali ke kampungnya, padahal mereka turun dari Tembagapura ke Timika beberapa bulan lalu itu atas kerelaan mereka sendiri, bukan karena diusir," kata Haris Azhar di Timika, Selasa (27/10).
Haris Azhar yang menjadi kuasa hukum Forum Pemilik Hak Sulung Tsinga, Waa-Banti, Aroanop (FPHS Tsingwarop) berjanji untuk memperjuangkan pengembalian sekitar 1.800 jiwa warga Banti dan Opitawak yang diungsikan sementara ke Timika sejak awal Maret.
"Kami akan proaktif datang ke mereka (pejabat dan instansi terkait) untuk minta dibuka jalan karena masyarakat ini mau balik ke kampungnya. Misalnya tidak dibuka jalannya lalu tidak ada bus yang mau mengangkut, yah masyarakat ini akan jalan kaki dari Timika sampai di Banti dan Opitawak," kata Haris.
Pada Senin (26/10), Haris Azhar menemui warga Banti dan Opitawak yang bermukim di keluarga mereka di sejumlah tempat di Timika seperti SP2, Kwamki Baru, Mile 32 dan lainnya.