Hasil Riset BS Center Menyatakan Fundamental Ekonomi Indonesia Sedang Rapuh.
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Brain Society Center (BS Center) Prof Didin Damanhuri mengatakan lembaganya telah menyelesaikan riset dan kajian perdana bertajuk Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia.
Tim Riset BS Center telah membuat estimasi dengan model Cobb-Douglass Production. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memetakan arah pemulihan ekonomi dengan berbagai skenario implementasi vaksin Covid 19.
"Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam riset ini, salah satunya tingkat keberhasilan vaksin sebesar 60 persen dengan waktu sepuluh tahun untuk mengembangkan vaksin. Asumsi berikutnya harga untuk vaksin sebesar Rp 2 juta atau USD 133 per dosis." ungkap Prof Didin.
Demikian disampaikannya dalam diskusi hasil riset dan peluncuran buku 'Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia' yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/11). Prof Didin juga menyebutkan pengeluaran per penduduk Indonesia rata-rata untuk kesehatan mencapai USD 114 per tahun. Estimasi ini mengacu data Panel ASEAN dalam rentang waktu 2000-2018.
Hadir dalam diskusi itu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua Komisi III DPR RI/Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, Anggota Komisi III dan Ketua BKD DPR RI/Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi.
Kemudian, Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit, Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Dosen Universitas Paramadina Prof Abdul Hadi serta Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia 2011-2013 Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna.
Didin menjelaskan, dari hasil estimasi yang dilakukan Tim Riset BS Center, menunjukkan jika vaksinasi Covid-19 bisa sukses, maka pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2030 berada di level 3,84 persen. Bila vaksinasi gagal, perekonomian hanya tumbuh sekitar 2,72 persen pada tahun 2030.
Sementara dalam jangka pendek pada tahun 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi dengan best scenario sebesar 2,41 persen dan worst scenario sebesar 1,29 persen.