Hasil Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Meroket di Kalangan Pemilih Kritis, Disusul Gerindra
Hal itu, menurut Deni, menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut.
“Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP. Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat pasca pencalonan Ganjar,” tutur Deni.
Deni melanjutkan secara umum peta dukungan pada partai dibanding hasil pemilu 2019 terlihat tidak banyak berubah.
PDIP masih berada di posisi teratas, disusul Gerindra dan Golkar.
Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah orang-orang yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Umumnya pemilih kritis berasal dari kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).