Hasto Ceritakan Harapan Bung Karno dan Presiden Jokowi Soal Posisi Strategis Insinyur
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai negara ini sangat membutuhkan insinyur-insinyur berkualitas agar membawa Indonesia maju.
Dia mengisahkan betapa Proklamator RI Bung Karno sangat menaruh harapan besar kepada insinyur Indonesia pada masa lampau.
Hasto menceritakan, Bung Karno sempat menolak tawaran Presiden Amerika Serikat Gerald Ford yang pengin Indonesia jadi tempat pembuatan mobil Ford.
Oleh Bung Karno, permintaan investasi itu ditolak halus dengan alasan mobil Indonesia akan dibuat oleh para insinyur tanah air.
"Bung Karno mengatakan biarlah para insinyur Indonesia yang membuat mobil untuk rakyatnya dan kemajuan bagi Indonesia Raya," kata Hasto usai menerima Sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU) dari Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta, Selasa (5/1).
Menurutnya, Bung Karno sangat menginginkan insinyur Indonesia maju dan membawa perubahan.
PII saat itu di bawah pimpinan Ir Djuanda juga banyak berperan dalam membangun bangsa seperti hadirnya Waduk Jatiluhur, terbesar di Asia Tenggara.
Hasto menilai PII di bawah komando Heru Dewanto sudah mengarahkan suatu langkah transformasi untuk mendorong peran insinyur.
Ia melanjutkan, Indonesia begitu kaya, sehingga harus mengedepankan penguasaan ilmu-ilmu yang secara teknis bisa diaplikasikan para insinyur demi memberi nilai tambah.
"Karena itulah kami memberikan dukungan sepenuhnya. Semua juga harus ingat, presiden kita, Pak Jokowi juga seorang insinyur, lho, sehingga insinyur memegang posisi strategis," kata Hasto.
Hasto memang lulusan Teknik Kimia dari Universitas Gadjah Mada, sama dengan Presiden Jokowi. Usai kuliah, Hasto menjadi karyawan di PT Rekayasa Industri dengan spesialisasi perekayasaan dan merancang pembangunan pabrik.
Dari sana, Hasto mempelajari terapan ilmu teknik yang ternyata bisa diaplikasikan di dunia politik.
Di balik itu, Hasto mengaku dirinya selalu berusaha memberikan kontribusi agar keinsinyuran menjadi bagian dari kebijakan publik. Kerja-kerja itu utamanya dia lakukan saat pernah duduk di Komisi VI DPR RI.
"Suatu kehormatan bagi kami menerima sertifikasi ini. Kami juga akan komitmen agar terus mendorong agar PII benar-benar menjadi inspirasi dan wahana bagi para insinyur untuk mendorong kemajuan Indonesia Raya tercinta," pungkas Hasto.
Ketua Umum PII Heru Dewanto menyadari Hasto saat ini berkecimpung di dunia politik.
Namun, Heru menganggap Hasto terus mendorong agar ilmu-ilmu keinsinyuran banyak diaplikasikan dalam kebijakan bernegara.
"Pada saat terakhir Pak Hasto juga hadir bersama saya membahas politik industri menuju kemandirian nasional," kata Heru.
Mengenai sertifikasi IPU kepada Hasto, lanjut dia, merupakan kualifikasi insiyur tertinggi.
Sebelum IPU, seorang insinyur harus melalui uji kompetensi IPP dan IPM. Karena sudah memenuhi ketiga kompetensi itu, Hasto juga sudah meraih rantai terakhir keinsinyuran, yakni tingkat internasional.
"Atas nama PII, saya mengucapkan selamat kepada Pak Hasto atas pengakuan atas pencapaian tertingginya dari kompetensi oleh insinyur yang diakui oleh negara," kata Heru. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: