Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hati Pedih...Tunggu Belasan Tahun, Nongol Malah Ditimpuki

Sabtu, 20 Februari 2016 – 08:04 WIB
Hati Pedih...Tunggu Belasan Tahun, Nongol Malah Ditimpuki - JPNN.COM
Destri (Kanan) memeriksa kondisi bunga bangkai, anakan keenam, yang patah spadixnya setelah mengalami insiden pelemparan di kebun raya cibodas. FOTO : UPT BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA CIBODAS for JAWA POS

jpnn.com - SEJAK disemai, harus sabar menunggu belasan tahun agar bunga bangkai bisa berbunga. Itu pun, durasinya paling lama cuma tiga hari. Sayangnya, di Kebun Raya Cibodas, tangan-tangan jahat malah menimpuki bunga langka itu dengan batu. 

ZALZILATUL HIKMIA, Cibodas

BUKAN main hancurnya hati Destri Zulfahmi kali pertama mendengar kabar itu. Bunga raksasa yang telah dia rawat belasan tahun dan akan mekar sempurna dalam beberapa hari ternyata menjadi korban vandalisme. 

”Dalam hati, saya langsung ngebatin, kurang ajar amat ini yang nimpuk (dengan batu, Red),” tutur peneliti bunga bangkai jenis Amorphophallus titanum Becc. di Kebun Raya (KR) Cibodas, Bogor, itu. 

Semula, Destri memperkirakan ”buah hatinya” itu akan mekar sempurna, menyebarkan bau bak bangkai binatang, pada 24 Januari. ”Eh, 21 Januari-nya dikasih tahu ada yang bolong,” tutur peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tersebut.

Mirisnya lagi, setelah diperiksa, diketahui vandalisme tersebut tak hanya dilakukan sekali. Melainkan tiga kali. Itu terbukti dengan ditemukannya tiga butir batu ukuran sedang di dalam spadix atau tempat bulir dengan tangkai yang dilindungi seludang bunga alias spatha.  

Wajar kalau Destri demikian muntab. Sebab, membudidayakan bunga raksasa yang masuk kategori langka itu sangat tidak mudah. Menunggunya berbunga butuh belasan tahun. Itu pun, mekarnya hanya tiga hari. Bayangkan! 

Selama ini, orang mengasosiasikan bunga bangkai hanya dengan Rafflesia arnoldii yang kali pertama ditemukan Thomas Stamford Raffles di Bengkulu pada abad ke-19. Sejatinya raflesia itu satu divisi dengan Amorphophallus titanum Becc., tapi berbeda genus. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News