Hayo...Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 atau F-16?
Namun sayangnya, dia enggan menyebutkan perihal produsen mana saja yang sempat menawarkan produk pesawat tempurnya. Terkait kemungkinan pindahnya pilihan ke F-16V, Djundan mengaku belum bisa berkomentar.
Sementara itu, Pengamat Militer Indonesia Muradi mengatakan, dua pilihan alusista tersebut memang punya kelebihan dan kekurangan. Namun, dia menilai bahwa F16 memang punya daya tarik lebih kuat. Daya tarik tersebut datang dari kemudahan perawatan unit pesawat.
"Tak bisa dipungkiri produk AS memang lebih mudah digunakan oleh konsumen Indonesia. Selain perawatannya yang lebih nyaman, proses alih teknologi bisa lebih gampang karena kerjasama diplomatik yang beragam antara dua negara. Mulai dari kerjasama pendidikan sampai ekonomi," terangnya.
Dia mencontohkan, perawatan Sukhoi yang harus mengganti mesin dengan yang baru pada periode tertentu. Hal tersebut membuat perawatan pesawat dari Rusia itu jauh lebih mahal daripada F-16v. Sedangkan, F16 sendiri punya 80 fasilitas perawatan di seluruh dunia.
"Memang, dari sisi teknologi Sukhoi unggul jauh. Pesawat ini merupakan salah satu dari sedikit jet yang bisa terbang vertikal. Tapi, kalau dipandang dari sisi konsumen memang lebih nyaman memakai produk F-16," terangnya.
Di sisi lain, dia juga meminta pemerintah berhati-hati saat membeli F-16. Pasalnya, pemerintah Indonesia pun sempat mengalami embargo alusista AS cukup lama. "Pemerintah harus menuntut jaminan tak akan ada embargo dalam jangka waktu yang panjang. Kalau ada jaminan itu. Saya rasa pembelian akan sepadan," imbuhnya.
Sebelum diputuskan Sukhoi SU-35 oleh Menhan, sebelumnya beredar nama lain yang diproyeksikan menggantikan skuadron 14 F-5E/F Tiger. Yakni F-16 V pabrikan Lockheed Martin Amerika Serikat, dan JAS-39C/D Gripen, buatan Saab yang bermarkas di Swedia. (bil/far)