Hidayat Nur Wahid: Kebinekaan Indonesia Tetap Tunggal Ika
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia telah melalui berbagai ujian dan kekhawatiran. Kebinnekaan Indonesia tetap tunggal ika dan Indonesia tetap NKRI.
“Kita mempunyai landasan ideologis yang sangat kuat untuk tetap kokohnya NKRI dalam kebhinnekaan atau bhinneka tunggal ika yang menguatkan NKRI. Beragam ujian telah dilalui dan NKRI tetap eksis dalam konteks bhinneka tunggal ika,” kata Hidayat Nur Wahid dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema “Kebinekaan dalam Bingkai NKRI” di Media Center MPR/DPR, Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Diskusi kerja sama Koordinatoriat Wartawan Parlemen dengan Biro Humas MPR RI juga menghadirkan narsumber Ketua Fraksi PPP MPR RI, Arwani Thomafi dan pengamat komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana, Maksimus Ramses Lalongkoe.
Dalam diskusi itu, Hidayat mengungkapkan Bhinneka tunggal ika dalam bingkai NKRI adalah ibarat dua sisi mata uang. NKRI tanpa bhinneka tunggal ika tidak mungkin, sebaliknya bhinneka tunggal ika tanpa NKRI bukanlah Indonesia.
“Bhinneka tunggal ika menjadi bagian yang memperkokoh NKRI,” ujarnya.
Menurut Hidayat, dalam hal bhinneka tunggal ika, bangsa Indonesia telah lolos dari berbagai ujian, baik ujian dalam bentuk separatisme (seperti GAM di Aceh atau OPM di Papua) maupun ancaman bubarnya Indonesia. Ketika pemerintahan Soeharto jatuh banyak yang memperkirakan Indonesia bisa bubar. Begitu pula ketika KH Abdurrahman Wahid di-impeachment, banyak yang mengkhawatirkan Indonesia bisa pecah karena Madura saat itu sudah menyatakan ingin merdeka. “Tetapi itu semua tidak terbukti,” katanya.
Indonesia, lanjut Hidayat, tidak mengikuti jejak Uni Soviet dan Yugoslavia yang bubar tanpa peperangan. Uni Soviet dan Yugoslavia adalah negara daratan yang sudah pecah menjadi beberapa negara.