Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hidayat Nur Wahid: Teladani Keterpelajaran Bapak Bangsa

Senin, 02 Maret 2020 – 22:58 WIB
Hidayat Nur Wahid: Teladani Keterpelajaran Bapak Bangsa - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid ketika menerima kunjungan para siswa SMAN 28 Jakarta, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/3/2020). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia antara lain adalah hasil perjuangan bapak dan ibu bangsa dari kalangan terpelajar yang terlibat dalam BPUPKI dan PPKI. Mereka mendapat pendidikan di luar negeri maupun di dalam negeri, baik pendidikan formal maupun non formal, termasuk sekolah agama baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

“Indonesia antara lain hasil perjuangan dari kalangan terpelajar. Dengan kata lain, Indonesia dimerdekakan oleh orang-orang yang sangat terpelajar. Pada tahun 1945, para bapak dan ibu bangsa, adalah orang-orang yang sangat terpelajar,” kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid ketika menerima kunjungan para siswa SMAN 28 Jakarta, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Ikut menerima kunjungan para siswa ini antara lain anggota MPR Hj Andi Yuliani Paris dan Kepala Biro Humas MPR RI Siti Fauziah.

Hidayat Nur Wahid menyebut beberapa tokoh bapak bangsa yang sangat terpelajar. Di antaranya Moh Hatta, ahli ekonomi yang mendapat pendidikan di negeri Belanda. Juga banyak ahli hukum dari Belanda seperti Moh Yamin. Ada juga bapak bangsa yang sekolah di dalam negeri hingga tingkat sarjana seperti Ir. Soekarno.

Hidayat juga menyebut bapak bangsa seperti Agus Salim. “Agus Salim adalah otodidak. Dia tidak belajar di sekolah formal tetapi bisa menguasai delapan bahasa asing. Agus Salim membela Indonesia dalam diplomasi internasional,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Hidayat, ada para bapak bangsa dari kalangan kiai. Ada bapak bangsa yang mendapat pendidikan (sekolah) agama hingga ke Mesir seeprti KH Kahar Muzakir. Ada pula yang belajar di pesantren seperti KH Wahid Hasjim dan Ki Bagus Hadikusumo.

Karena itu, Hidayat meminta para siswa SMAN 28 Jakarta untuk meneladani sisi keterpelajaran dan sukses menjadi pelajar dari bapak dan ibu bangsa.

“Menjadi terpelajar dan sukses menjadi pelajar adalah hal mutlak. Jangan sampai kita yang mengisi kemerdekaan ini kualitas keterpelajaran kita lebih rendah dari bapak dan ibu bangsa. Mereka dulu sudah menghadirkan Indonesia merdeka, maka kita harus lebih dari mereka untuk menghadirkan Indonesia yang lebih hebat,” katanya.

Kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia antara lain adalah hasil perjuangan bapak dan ibu bangsa dari kalangan terpelajar yang terlibat dalam BPUPKI dan PPKI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News