Hidayat Nur Wahid Terima Kunjungan Forum Parlemen Islam Internasional
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan delegasi The International Islamic Forum of Parliamentarians atau Forum Parlemen Islam Internasional.
Dalam pertemuan, Hidayat Nur Wahid didampingi beberapa anggota MPR, sedangkan delegasi The Internasional Islamic Forum of Parliamentarians ini dipimpin oleh Ketua Dr. Abdul Majid Munasharah dari Aljazair.
Forum Parlemen Muslimin se-Dunia ini selama empat hari berada di Indonesia. Forum beranggotakan anggota dari beberapa negara akan mengadakan beberapa kegiatan di antaranya seminar dan mengunjungi beberapa tempat.
“Mereka akan mengadakan beberapa kegiatan di Indonesia. Selain berkunjung ke MPR, mereka juga mengadakan kegiatan-kegiatan untuk memperkenalkan organisasi ini tidak hanya kepada masyarakat Indonesia, tetapi juga kepada masyarakat dunia dengan berbagai kegiatan-kegiatan,” kata Hidayat Nur Wahid usai pertemuan yang berlangsung di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/2).
Hidayat mengungkapkan dalam pertemuan Forum Parlemen Muslimin se-Dunia mengajak agar tetap bersemangat memperjuangkan demokrasi dan demokratisasi, berjuang melalui parlemen, dan meningkatkan kualitas pembelaan terhadap kemanusiaan dan masyarakat tertindas seperti masyarakat Palestina, Rohingya, dan lain-lain.
“Mereka menegaskan bahwa perjuangan melalui parlemen perlu kerjasama, penyebarluasan, dan penguatan. Sebab, melalui demokrasi dan parlemen banyak hal yang bisa dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan. Dalam konteks Islam, ini membuktikan bahwa Islam itu memang rahmatan lil alamin, tidak anti demokrasi, dan membawa kebaikan. Tentu kita menyambut dengan baik ajakan itu,”kata Hidayat.
Dalam pertemuan itu Hidayat juga menyampaikan pengalaman partai Islam di Indonesia dalam berdemokrasi. “Saya menyampaikan partai Islam, dalam hal ini PKS, bersama komponen partai politik yang lain bisa mengusulkan agar ada UU tentang kewirausahaan nasional. Ini menegskan partai Islam juga memikirkan tentang ekonomi bangsa. Kita juga mengusulkan UU tentang perlindungan tokoh agama dan perlindungan simbol-simbol agama. Artinya, partai Islam tidak hanya berpikir tentang ulama, tapi juga tokoh agama dalam arti luas,” jelasnya.
Kepada delegasi Forum Parlemen Muslimin, Hidayat juga menjelaskan MPR telah melakukan amandemen UUD untuk menghadirkan kemashlahatan. Misalnya, ketentuan tentang pendidikan nasional yang tidak hanya mengutamakan kecerdasan tetapi juga iman, takwa, dan akhlak mulia. “Ini menegaskan parlemen bisa menghadirkan kemashlahatan bukan hanya bagi umat Islam tapi juga bagi bangsa.